Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 07 September 2021 | 20:07 WIB
ILUSTRASI Kemiskinan. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJabar.id - Pandemi COVID-19 memicu bertambah banyaknya orang yang berstatus warga miskin baru di Kota Bandung.

Dari data Dinas Sosial Pemerintah Kota Bandung, setidaknya ada 59.700 orang berstatus warga miskin baru sepanjang pandemi COVID-19 ini.

Sebanyak puluhan ribu warga miskin baru di Kota Bandung itu beluum ada dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) yang jumlahnya mencapai 139 ribuan pada Selasa (7/9/2021).

"DTKS itu data yang benar-benar perubahannya sangat cepat. Saya sampaikan juga saat ini sasaran kami ialah yang non DTKS yang jumlahnya sebanyak 59.700 orang," ujar Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, Tono Rusdiantono.

Baca Juga: Robert Alberts Tegaskan Persib Incar Poin Penuh Lawan Persita

Menurutnya, bahwa data jumlah warga miskin baru yang didapat ini benar-benar hasil dari usulan dan verifikasi oleh kewilayahan yang ada di Bandung.

Meski begitu, perihal bantuan yang diberikan oleh Dinas Sosial sudah dilakukan secara maksimal.

ILUSTRASI-Warga Cirebon berdesakan berebut bantuan sembako dari Presiden Jokowi di Cirebon, Selasa (31/8/2021). [Suara.com/Abdul Rohman]

"Jumlah itu sudah kami salurkan bansos yang masing-masing KK dapatkan senilai Rp 500 ribu," katanya melalui virtual.

Selanjutnya, Dinas Sosial Kota Bandung memiliki lima program untuk menanggulangi kemiskinan, salah satunya melalui program bantuan kedaruratan yang kemarin disalurkan Rp 500 ribu per KK, program perlindungan sosial, pusat kesejahteraan sosial (puskesos), hingga program keluarga harapan (PKH).

"Warga miskin paling banyak itu ada di beberapa wilayah, yakni Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler (1.235 KK), Kelurahan Babakan Tarogong, Kecamatan Bojongloa Kaler (1.186 KK), Kelurahan Margasari, Kecamatan Buahbatu (1.053 KK), dan Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay (1.017 KK)," tambahnya.

Baca Juga: Persita vs Persib: Geoffrey Castillion dan Supardi Kembali ke Skuad Maung Bandung

Selain itu, penyaluran bansos yang per KK Rp 500 ribu, menurut Tono, sudah selesai dengan persentase sekitar 99,62 persen.

Sisa KK yang belum mendapatkan bansos PPKM ini ialah sebanyak 306 KK.

Tips Mengelola Keuangan buat Anak Muda

Fitur keuangan digital hari ini memang sudah terbilang banyak macamnya. Sasarannya pun bukan lagi hanya pada orang dewasa tapi juga anak muda.

Hal tersebut sejalan dengan masalah rendahnya tingkat literasi keuangan anak muda di Indonesia yang baru mencapai 32,1 persen pada rentang usia 18-25 tahu. Pada rentang usia 25-35 pun tingkat literasi keuangan baru mencapai 33,5 persen.

Pentingnya memiliki kemampuan literasi digital sangat diperlukan oleh milenial. Terlebih jika kita melihat populasi milenial di Indonesia sebesar 24 persen dari total penduduk atau setara dengan 64 juta jiwa.

Tentunya, pengelolaan keuangan di tengah era serba mudah dan serba cepat ini, anak muda harus bisa menentukan prioritas kebutuhan yang mereka beli.

Berikut beberapa tips bagi anak muda dalam mengelola keuangan, di antaranya sebagai berikut:

Pintar mengelola tabungan penghasilan

Membuat strategi atau pengalokasian penghasilan menjadi langkah pertama dalam mengelola keuangan kita. Walaupun penghasilan yang didapat terhitung kecil, namun tak ada salahnya untuk menyisihkan misalnya minimal 10 persen untuk dijadikan tabungan. Contohnya ketika gaji yang didapatkan sebesar Rp 3 juta, maka kita bisa secara rutin menabungkannya minimal sebesar Rp 300 ribu. Tentunya cara ini sangat berguna dalam mengatasi kebutuhan mendesak.

Untuk membuat tabungan aman dan tidak terambil untuk kebutuhan lain, maka persiapkanlah rekening khusus tabungan. Dengan cara ini, maka penghitungan atas tabungan yang kita simpan akan lebih mudah dan rapi.

Menyusun skala prioritas kebutuhan

Cara terbaik dalam mengelola keuangan adalah dengan membuat list pengeluaran kebutuhan lalu menyusun skala prioritasnya. Agar jatah belanja menjadi cukup untuk kebutuhan, maka bisa ditentukan skala prioritasnya seperti pembelian barang koleksi dan hobi bisa ditunda dulu ketika ternyata kebutuhan akan perlengkapan medis di tengah pandemi ini sangatlah penting untuk didahulukan. Menyusun skala prioritas bisa menjadikan kita bijak dalam berbelanja dan terjauh dari sikap boros.

Mengurangi penggunaan kartu kredit

Kartu kredit memang menjadi alternatif ketika kita berbelanja jauh dari waktu gajian. Akan tetapi, dengan memiliki banyak kartu kredit maka peluang untuk konsumtif sangatlah besar. Memiliki banyak kartu kredit tidak efektif bagi seseorang yang ingin memulai hidup hemat dan bijak dalam mengelola keuangannya.

Mencari pendapatan tambahan

Tidak selamanya sumber penghasilan seseorang berasal dari kantor, melainkan saat ini sudah sangat mudah dalam mencari sampingan. Pendapatan tambahan bisa didapat misalnya dengan menjadi driver ojek online, berjualan atau menjadi freelancer.

Selain cara-cara di atas, mendapatkan penghasilan tambahan tanpa harus rumit menyita banyak waktu dan tenaga bisa dilakukan dengan cara berinvestasi. Selain itu, investasi dapat menjadi passive income anak muda untuk menjadi tabungannya di masa depan. Beberapa investasi yang bisa dicoba untuk pemula misalnya adalah reksadana.

Load More