Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 17 September 2021 | 17:25 WIB
Simulasi gempa Sesar Lembang di Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat pada Jumat (17/9/2021). [Simulasi Bencana Sesar Lembang]

SuaraJabar.id - Warga Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB) berhamburan keluar rumah pada Jumat (17/9/2021). Mereka merasakan getaran gempa yang bersumber dari Sesar Lembang.

Kepanikan pun terlihat dari puluhan warga. Mereka berlarian menyelamatkan diri.

Ada pula warga yang terluka hingga jatuh pingsan sehingga terpaksa ada yang dibopong hingga digendong supaya tak terkena reruntuhan.

Petugas dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang tiba di lokasi pun langsung melakukannya penyelamatan.

Baca Juga: Warganya Terima Sembako Busuk, Hengky Kurniawan Angkat Bicara

Warga terdampak pun diarahkan untuk menuju titik kumpul yang sudah disiapkan sebelumnya dalam mitigasi bencana yang meliputi rambu-rambu evakuasi hingga titik kumpul.

Pemukiman warga Warga Kampung Muril, RW 15, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang berada sangat dekat dengan Sesar Lembang. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

Tiba di lokasi titik kumpul yang dianggap aman dari gempa, warga yang terluka langsung mendapat perawatan. Warga yang sebelumnya sudah dilatih pun ikut membantu mengevakuasi dan memberikan pertolongan.

Adegan tersebut hanyalah bagian dari simulasi penanganan kegempaan Sesar Lembang. Seperti diketahui, sesar aktif tersebut masih menjadi ancaman bagi warga yang berada di lintasan Sesar Lembang.

Simulasi yang diinisiasi BNPB dan BPBD Jawa Barat serta BPBD KBB itu dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi akibat Sesar Lembang yang memanjang 29 kilometer dari Lembang hingga Padalarang.

Warga diberikan pengetahuan dan praktik seputar menyelamatkan diri ketika gempa terjadi, hingga tata cara mengevakuasi dan menyelamatkan warga lainnya yang terluka hingga pingsan.

Baca Juga: Ngeri! Bantuan Pangan untuk Warga Bandung Barat Berbau Busuk dan Ada Belatungnya

Kepala Bidang Penyelenggaraan Pusdiklat BNPB Theodora Eva mengatakan, simulasi gempa ini dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan petugas. Khususnya yang terdampak Sesar Lembang.

Wisatawan menuruni Gunung Batu yang merupakan bagian dari Sesar Lembang di Pasirwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (7/3/2021). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi]

Dampak gempa Sesar Lembang sendiri disebut bisa dirasakan di beberapa wilayah di Bandung Raya. Seperti Bandung Barat, Kota Cimahi hingga Kota Bandung.

"Kita melakukan simulasi ini untuk meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah daerah terhadap ancaman sesar lembang di wilayah KBB, Kota Bandung, Cimahi dan wilayah sekitarnya," kata Theodora.

Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bandung Barat merupakan daerah dengan indeks risiko bencana yang cukup tinggi lantaran diintai sejumlah potensi bencana mulai dari gempabumi serta gunung meletus.

"Pemilihan lokasi simulasi ini sesuai arahan dari Bappenas terkait daerah yang mempunyai indeks risiko bencana yang cukup tinggi. Kita lihat dulu indeks risiko bencananya baru nanti masuk program prioritas nasional," terangnya.

Theodora mengatakan BNPB berfokus pada upaya mempersiapkan pemerintah daerah setempat yang berperan sebagai penindak dan pihak yang paling awal menghadapi bencana tersebut.

"Kesiapan BNPB menghadapi potensi Sesar Lembang lebih kepada menyiapkan pemerintah daerah setempat sebagai penindak awal saat bencana terjadi. Jadi kami memberikan sosialisasi, peningkatan kapasitas pemerintah dan masyarakat serta akademisi," katanya.

Kepala Pelaksana BPBD KBB Duddy Prabowo mengatakan, Sesar Lembang membentang sepanjang 29 kilometer dengan melintasi 22 desa dan empat kecamatan di Bandung Barat.

"Yaitu Kecamatan Ngamprah, Kecamatan Cisarua, Kec Parongpong, dan Kecamatan Lembang," kata Duddy.

Berdasarkan sejarah kegempaan peneliti geo tehnologi LIPI, setidaknya telah terjadi gempa sebanyak 14 kali pada periode 2010 dan 2012.

"Salah satu gempa yang sangat merusak terjadi pada tanggal 28 agustus 2011 di mana 9 rumah rusak berat dan 268 rumah rusak ringan

Gempa ini menunjukan bahwa sesar lembang merupakan sesar aktif," ungkap Duddy.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More