Tempat terang berfungsi ketika lalat dewasa saling bertemu dan kawin. Di ruangan itu disediakan daun pisang dan pelepah pisang yang sudah mengering. Di bawahnya sudah disiapkan kayu atau kotak yang berfungsi sebagai media lalat itu menaruh telurnya
Setiap harinya, lalat-lalat itu hanya diberi minuman air bersih minimal sebanyak dua kali sehari. Dengan beberapa media yang sudah disiapkan tadi, lalat akan dibiarkan untuk tumbuh dan berkembang biak sendiri.
Setelah selesai di ruang untuk lalat, telur yang telah dihasilkan tadi ada yang dibawa untuk dilakukan pembibitan. Telur lalat ini akan berubah menjadi maggot atau sejenis belatung.
Setelah selesai di ruang untuk lalat, telur yang telah dihasilkan tadi ada yang dibawa untuk dilakukan pembibitan. Telur lalat ini akan berubah menjadi maggot atau sejenis belatung.
Telur-telur tadi terlebih dulu dimasukkan dalam sebuah kotak-kotak yang disebut bio pon untuk ditunggu untuk menetas. Setidaknya memerlukan waktu selama empat hari hingga telur menetas menjadi baby maggot.
"1 gram telor bisa jadi 3 kilogram maggot, dan 1 kilogram maggot butuh pakan 2-3 kilogram sampah organik," sebut Arif.
Punya Nilai Ekonomi dan Ketahanan Pangan
Maggot yang dibudidayakan kelompok warga itupun diperuntukan untuk pakan lele yang sebelumnya sudah dibudidayakan. Maggot disebut memiliki protein yang cukup tinggi.
"Ternyata magot punya protein tinggi. Maggot 45 persen proteinnya," ujar Koordinator Rumah Maggot Gemi 0418, Priambodo.
Baca Juga: Dilalap Si Jago Merah, 32 Unit Mobil di Pool Taksi Cimahi Hangus Terbakar
Selain untuk pakan ternak lele, maggot tersebut dijadikan warga agar memiliki nilai ekonomi. Telurnya dijual Rp 10-15 ribu per kilogram, sementara BSF dijual Rp 7-10 ribu per kilogram.
Ada konsumen yang sudah menjadi langganan untuk memesan maggot dari kelompok warga tersebut. Dari wilayah Bandung Raya dan Jakarta. Uang hasil penjualannya digunakan kembali untuk pengembangan budidaya maggot dan lele.
"Kita sudah jual maggot hampir 1 ton. Udah langganan. Ada dari Jakarta, Cimahi, Lembang," kata Priambodo.
Bantu Kurangi Beban Sampah yang Dibuang ke TPA
Selama tiga bulan berjalan, kata dia, dari budidaya maggot itu pihaknya bisa membantu Pemkot Cimahi untuk mengurangi beban sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat mencapai 11 ton.
Ke depan pihaknya berencana akan melakukan pengembangan dengan menambah area dan biopon hingga 120. Targetnya, dari 120 biopon itu beban sampah yang dikurangi mencapai 60 ton per bulan dengan budidaya maggotisasi.
Berita Terkait
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Danantara Tentukan 4 Kota Jadi Pilot Project Waste to Energy
-
Volume Sampah TPA Jabon Melonjak Saat Musim Hujan
-
Tiap Meter Persegi di Jabodetabek Tercemar 4 Puntung Rokok, Perusahaan Ini Juaranya
-
Dirikan Biodigister Komunal, Pramono Harap Warga Jakarta Kelola Limbah Sendiri
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
Hindari Jebakan Phishing, Cek di Sini Daftar Kanal Resmi BRI
-
Stop! Wajah Kusam Bukan Lagi Simbol Maskulin 2025: Inilah 4 Rahasia Sat-Set Cowok Auto-Glowing
-
Akhir Drama Viral Ojol vs Opang di Rancaekek, Sepakat Damai Usai Mediasi Polisi
-
Akhir Tahun Anti-Wacana: 3 Spot Wisata di Jabar Paling Skena dan Estetik Buat Healing Gen Z
-
Inovasi Limbah Kayu Jati, Faber Instrument Naik Kelas Lewat Program BRI UMKM EXPORT