SuaraJabar.id - Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM yang satu ini patut ditiru dan diacungi jempol. Baru setahun berdiri, produk mereka kini sudah mendunia.
Pelaku UMKM itu adalah Ita Sumanti, CEO Gentong Geulis, UMKM Purwakarta yang menjual minuman herbal atau jamu.
Awalnya, jamu racikan keluarganya hanya untuk kebutuhan pribadi, bukan komersial. Dalam perjalanannya, ditekan pula kondisi himpitan pandemi, Ita akhirnya melihat sebuah celah usaha.
"Pandemi datang, lalu aktivitas terhenti, keluarga juga banyak yang dirumahkan," ungkapnya saat berbagi cerita dalam acara UMKM Talks bertajuk 'Mengemas Kearifan Lokal Menuju Pasar Global', disiarkan melalui channel YouTube Suaradotcom, Kamis (21/10/2021).
Bermodal Rp 10 juta, Ita pun memberanikan diri untuk memulai usahanya. Dari mulut ke mulut, pesanan mulai datang dari keluarga besar dan rekan sekitar.
Ita pun merasa peluang tersebut masih bisa dikembangkan, salah satunya dengan merambah pasar lebih luas melalui E-commerce.
"Saya dan tim kemudian berpikir mencari platform yang bisa memperluas jaringan pemasaran, baik secara gratis atau berbayar," katanya.
Dari sana lah, diakui Ita, pesanan makin meluas. Sejauh ini, jamu racikan keluarga asal Purwakarta itu sudah merambah pembeli di belahan Amerika. Ita mengakui, digitalisasi UMKM menjadi penting dalam perkembangan usahanya.
"Tidak cukup hanya mengandalkan mulut ke mulut," ungkapnya.
Baca Juga: Setelah Dangdutan di AS, Fitri Carlina Bidik Pasar Korea Selatan
Tak Hanya Pilihan, Digitalisasi Jadi Keharusan
Acara bincang-bincang "UMKM Talks" yang diinisiasi Suara.com dan Jabarnew.com tersebut turut mengundang secara virtual Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika.
Dalam kesempatan itu, ia menegaskan, digitalisasi UMKM adalah kunci penting untuk memasarkan produk UMKM, yang sejatinya merupakan kearifan lokal, agar tembus menuju pasar global.
"Digitalisasi menjadi keharusan bukan hanya pilihan," tuturnya.
Terlebih di saat pandemi, gerak pasar offline itu menyempit. Segala kegiatan, tak terkecuali kegiatan usaha, terdampak kebijakan pembatasan. Oleh karenanya, peluang pasar lain harus dikembangkan. Dalam hal ini, adalah pasar online.
"Ketika pandemi seperti ini tentunya pasar global menuntut tidak hanya offline tapi juga online. Masyarakat hari ini sangat senang berbelanja online, makanya pangsa pasar itu harus ditangkap," jelasnya.
Tag
Berita Terkait
-
UMKM Kini Bisa Punya Toko Online Sendiri, Gratis di Tahap Awal!
-
Mandiri Looping for Life Edukasi 1.000 Siswa Mandalika dan Perkuat UMKM di MotoGP 2025
-
Siap-Siap, Festival Gaya Hidup Terbesar Jakarta Bakal Hadir: Ada 700+ Tenant dan Bintang K-Pop!
-
Dharma Jaya Klaim Bukukan Pertumbuhan Bisnis 190 Persen
-
BNI Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Pelatihan Pemanfaatan AI
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Bawa Kopi Lokal Berkualitas ke Dunia Digital, Nyawang Langit Raih Omset Puluhan Juta
-
Ancam Ekonomi Warga, Mulyadi 'Tantang' Hanif Soal Penyegelan Wisata Puncak yang Kian Panas
-
BYD ATTO 1 Tunjukkan Kelincahan dan Efisiensi di Rute Bandung-Garut
-
Viral! Kasur Pasien RSUD Cut Meutia Aceh Digerayangi Belatung, Netizen: Malah Tambah Sakit
-
Lagi! Siswa SD di Ciamis Keracunan Massal Usai Santap MBG