Scroll untuk membaca artikel
Lebrina Uneputty
Sabtu, 23 Oktober 2021 | 07:15 WIB
Konferensi pers film "Galang", Jumat (22/10/2021) (ANTARA/HO)

Galang tidak mengatakan kalau ia adalah adik dari salah satu korban malam tragedi itu. Dapatkah Galang membalas dendam? Ataukah ia malah menemukan kejujuran dan jatidirinya di balik malam tragedi tersebut?

Di film ini, Adriyanto Dewo kembali berkolaborasi dengan penulis skenario Tumpal Tampubolon. Sebelumnya keduanya bersama membuat film “Tabula Rasa”. Mereka berdiskusi dengan konsultan yang terlibat langsung di genre musik tersebut sebelum menggodok cerita yang akan disuguhkan.

Adriyanto menganalogikan dia dan Tumpal bagaikan spons saat diskusi-diskusi tersebut, menyerap semua informasi dari para musisi sebelum meraciknya ke dalam sebuah jalan cerita yang menarik untuk dinikmati.

Selain dibintangi Asmara Abigail dan Elang El Gibran, film ini juga diisi oleh Kiki Narendra (berperan sebagai Bapak), Jenny Zhang (Ibu), Agra Piliang (Irfan) dan Laras Sardi (Maryam).

Kian mengenal musik bawah tanah

Para aktor yang terlibat tak semuanya betul-betul dekat dengan genre musik bawah tanah. Asmara Abigail, misalnya, merasa ditantang karena genre musik ini bukan musik yang familier untuk telinganya.

Dia tak tahu banyak meski aktris yang mendapat nominasi Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Festival Film Indonesia tahun 2020 ini besar di era yang jadi latar belakang "Galang" dan turut menonton band-band bawah tanah saat datang ke pentas seni (pensi) sekolah ketika memakai seragam putih abu-abu.

"Karakter ini menantang sekali karena ini bukan musik yang familier untuk saya," ujar Asmara, menambahkan dirinya senang bisa bermain bersama orang-orang berbakat yang penuh "chemistry", termasuk antara sutradara dan aktor.

Lewat film ini, Asmara bisa lebih mengenal skena musik bawah tanah dan bertemu para penggawa musik di genre tersebut.

"Ini kesempatan yang gue apresiasi," kata Asmara, menyebut "Galang" sebagai sebuah leburan antara film dan musik yang luar biasa.

Load More