Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 25 Oktober 2021 | 15:43 WIB
ILUSTRASI - Tebing seringgi 15 meter di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat mengalami longsor pada Selasa (19/10/2021). [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhi Jabar menyoroti bencana banjir yang terjadi di kawasan wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang akhir-akhir ini terjadi.

Ketua Walhi Jabar Meiki W Paendong mengatakan, ada sejumlah faktor yang membuat banjir kerap terjadi di kawasan Lembang.

Di antaranya penataan ruang termasuk pembangunan dan sarana prasarana penunjang dan bertambahnya kawasan terbangun.

"Akhirnya saat hujan airnya tidak langsung terserap oleh tanah karena terbentur dengan kawasan terbangun pengerasan dan akan mengalir ke daerah yang lebih rendah," jelas Meiki kepada Suara.com pada Senin (25/10/2021).

Baca Juga: Sungai Mezawa Meluap, Puluhan Rumah di Nias Direndam Banjir

Dikatakannya, kondisi tersebut diperparah dengan sistem drainase yang buruk sehingga air yang semestinya mengalir lewat saluran malah meluber ke jalan umum dan pemukiman warga.

"Namun jika infrastruktur drainasenya baik maka air akan mengalir terus dan tidak akan terjadi genangan. Akibat dua faktor tersebut, maka air hujan lama tidak terserap dan tidak mengalir akhirnya terjadi genangan yang menyebabkan banjir," ungkap Meiki.

Menurut Meiki, kawasan serapan air juga menjadi terganggu seiring terus bertambahnya kawasan terbangun sehingga ikut menjadi penyebab banjir di kawasan Lembang.

"Kawasan serapan airnya juga mulai terganggu. Prinsipnya dengan semakin bertambahnya kawasan terbangun disana otomatis kemampuan fungsi serapan airnya juga berkurang," katanya.

Untuk mencegah agar tak semakin parah, Walhi Jabar terus mendorong agar pemerintah melakukan moratorium perizinan di kawasan Lemang yang menjadi bagian dari Kawasan Bandung Utara (KBU). Khususnya izin sarana komersil dan bisnis pariwisata lainnya.

Baca Juga: Destinasi Wisata Bandung Barat dan Bandung Selatan, dari Sungai Sampai Pegunungan

Sebab, kata dia, meskipun pariwisata yang mengusung konsep alam sekalipun, tetap ada kawasan yang akan terbangun.

"Meski janjinya menjaga kawasan terbangun 30 persen dan sisanya untuk kawasan hijau, tapi jika semakin banyak akan memberikan dampak buruk," sebut Meiki.

Kemudian, kata dia, perbaikan sistem drainase dan tata kelola penanganan masalah sampah pun harus menjadi perhatian serius.

Sebab, drainase dan prilaku buang sampah sembarangan akan menimbulkan dampak buruk seperti banjir.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More