SuaraJabar.id - Nama Wage Rudolf Supratman tentunya tidak asing lagi. Ia adalah penggubah lagu kebangsaan Indonesia Raya yang pertama kalinya diperdengarkan pada Kongres Pemuda 28 Oktober 1928 lalu.
Setelah dinyanyikan tahun 1928 di hadapan para peserta Kongres Pemuda Kedua dengan biola, pemerintah kolonial Hindia Belanda segera melarang penyebutan lagu kebangsaan bagi Indonesia Raya.
Setelah Kongres Sumpah Pemuda yang kini diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda, hidup WR Supratman menjadi tak tentram. Pergerakannya selalu diintai polisi Belanda.
Lagunya menjadi populer dan banyak dinyanyikan pada acara-acara penting. Hingga pada tahun 1930 Pemerintah Hindia Belanda melarang rakyat Indonesia menyanyikan lagu itu di depan umum.
Nyaris seluruh hidupnya selalu berpindah-pindah karena polisi Belanda tak henti-hentinya untuk mengawasi WR Supratman. Salah satu tempat persembunyiannya di Kota Cimahi.
Tepatnya di Jalan Jalan Warung Contong, Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi yang merupakan rumah orang tuanya yakni Joemeno Kartodikromo, seorang tentara KNIL Belanda, dan ibunya bernama Siti Senen.
"Dalam pelarian tentara Belanda itu sempet tinggal di rumah orang tuanya di Cimahi tahun 1937," kata Budi Harry J, Ketua Umum Yayasan WR Supratman saat dihubungi Suara.com pada Kamis (28/10/2021).
Namun, Wage hanya sebentar tinggal di Cimahi ketika itu. Sebab, keberadaannya mulai terendus polisi Belanda.
Ia pun berpindah ke Pemalang, hingga pada bulan April 1937 ia dibawa oleh kakanya Ny. Rukiyem Supratiyah ke Surabaya dalam keadaan sakit.
Baca Juga: Kisah Haru dan Nasionalisme Mantan Perakit Bom Solo Saat Hari Sumpah Pemuda
Kedatangan WR Supratman di Surabaya segera diketahui oleh teman-teman seperjuangannya. Mereka datang menjenguk W.R Supratman yang masih lemah setelah sakit. Setelah itu Wage pun tingkap polisi Belanda.
Ia kemudian dilepaskan setelah Belanda tidak dapat menemukan bukti-bukti bahwa dirinya bersimpati kepada Jepang.
"Tertangkapnya memang di Surabaya. (WR) Supratman kan punya sakit paru-paru," terang Budi.
Wage bukan hanya seorang pencipta lagu, ia juga merupakan seorang wartawan dan pejuang lewat cara-caranya.
Budi berharap pada Hari Sumpah Pemuda ini, apa yang dilakukan WR Supratman yang mampu menyatukan para generasi muda dari berbagai suku kala itu bisa menjadi contoh dan dilestarikan generasi masa kini.
"Dengan musik, dengan biola pada zaman yang belum ada teknologi tapi bisa mempersatukan generasi muda dari berbagai bisa ngumpul tanpa adanya WhatsApp. Mereka spontan bisa berkumpul mempersatukan bahwa kita satu bangsa. Itu yang harus lestarikan," imbuh Budi.
Tag
Berita Terkait
-
Media Belanda: Bukan Van Bronckhorst, John Herdman Calon Tunggal Pelatih Timnas Indonesia
-
Rumor Giovanni van Bronckhorst ke Timnas Indonesia Ditanggapi Sinis Publik Belanda
-
Belajar dari Era STY, PSSI Sebaiknya Tak Hanya Fokus pada Pelatih Belanda
-
Bedah Rapor Mengerikan John Heitinga: 426 Laga, 8 Trofi, dan Final Piala Dunia
-
Media Belanda Laporkan John Heitinga Tolak Latih Timnas Indonesia
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Puluhan Aksi Tanggap Darurat, Bantuan BRI Jangkau 70 Ribu Lebih Warga Terdampak
-
Transformasi Mengejutkan LIMA di Usia 20 Tahun, Apa Itu Filosofi Lima Jari?
-
Akhir Perjalanan 'Couple Goals' Jabar: Atalia dan Ridwan Kamil Sepakat Pisah Baik-Baik
-
5 Spot Wisata Hidden Gem dan Kuliner Viral di Subang untuk Libur Akhir Tahun 2025
-
Danantara dan BP BUMN Tegaskan Komitmen Sosial Lewat Pengiriman 1.000 Relawan ke Provinsi Terdampak