SuaraJabar.id - Nama Kapten Harun Kabir mungkin sudah tidak asing bagi warga Bogor, Sukabumi dan Cianjur. Pasalnya, sosok pejuang tersebut namanya diabadikan sebagai nama jalan di tempat tersebut.
Namun siapakah Kapten Harun Kabir? Publik kini bisa mengetahui sosok dan kisah patriot Bangsa tersebut melalui film yang tengaj digarap Yayasan Dapuran Kipahare.
Ketua Yayasan Dapuran Kipahare Irman Firmansyah mengatakan, Film yang sudah dibuat sejak 14 November 2021 itu mengangkat kisah penembakan Harun Kabir di Cianjur.
Harun Kabir sendiri tewas dihabisi Tentara Belanda di hadapan anak dan istrinya ketika Bangsa Indonesia tengah berjuang mempertahankan kemerdekaan.
Baca Juga: Bupati Ade Yasin Bilang Kabupaten Bogor Mampu Produksi Kopi Robusta Hingga 4000 Ton
"Masih proses syuting terakhir dan editing," kata Irman yang juga penulis buku "Soekaboemi the Untold Story", Selasa (16/11/2021).
Film pendek berdurasi 20 menit tersebut diisi 17 orang anggota reenactor (reka ulang sejarah) explore Kipahare, anggota relawan pelestari cagar budaya Kipahare, Yayasan Rangga Gading, anggota perfilman Sukabumi, dan penduduk. Sosok Harun Kabir sendiri diperankan Agus, anggota relawan pelestari cagar budaya Kipahare.
Beberapa lokasi dipilih sebagai tempat syutin Film ini. Antara lain wilayah Cipeujeuh Baros Kota Sukabumi, Tempat Pemakaman Umum atau TPU Ciandam (makam Harun Kabir), dan wilayah Goalpara Kabupaten Sukabumi (belum pasti dengan opsi pengganti di Wisma Wisnuwardhani).
"Rencananya Film ini akan dikirimkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota dan Kabupaten Sukabumi, serta museum Bojongkokosan untuk bahan ajar sekolah dan penayangan pengunjung museum," ujar Iman yang kini juga aktif sebagai Kepala Riset dan Kesejarahan Soekaboemi Heritages. "Ini sukarela tidak dibiayai dinas apa pun."
Irman mengungkapkan, ada wawancara dengan dua bekas pejuang yang akan diselipkan dalam Film tersebut. Pertama, saksi mata yang tidak lama sesudah peristiwa penembakan di lokasi. Kedua, saudaranya Harun kabir.
Baca Juga: Penampakan Jembatan Merah Yang Telah Ada di Era 80an Memiliki Fakta Menarik
"Putra Harun Kabir, Kang Adhie Kabier, juga punya yayasan Tahaka yang dikelola anak cicunya Harun Kabir. Beliau ingin silaturahmi ke Yayasan Dapuran Kipahare dan mengapresiasi pembuatan film ini," ucapnya.
Sekilas tentang Harun Kabir
Pemerintah Jawa Barat mengakui sosok Harun Kabir sebagai salah satu pejuang revolusi. Namanya bahkan tertabalkan di kota: Bogor (Jalan Kapten Harun Kabir yang kemudian berganti nama menjadi Jalan Taman Safari), Kota Sukabumi (Jalan Kapten Harun Kabir), dan Cianjur (Jalan Mayor Harun Kabir).
Dikutip dari Sukabumiupdate.om-jejaring Suara.com, sejatinya Harun Kabir bukanlah berasal dari Bogor, Sukabumi, atau Cianjur. Aslinya, dia adalah menak Bandung dan putra tunggal Raden Kabir Natakusumah, keturunan langsung Bupati Bandung kelima Raden Wiranatakusumah I (1769-1794).
Menjelang pemerintah Hindia Belanda runtuh, Harun Kabir menjabat Asisten Residen Bogor. Saat militer Jepang berkuasa (1942-1945), dia ditempatkan sebagai pejabat di Zaimubu (Departemen Keuangan), Jakarta. Pasca Proklamasi 17 Agustus 1945, Harun mendirikan Lasykar 33 yang menggunakan rumahnya sebagai markas besar.
Pada awal 1946, Lasykar 33 dilebur ke dalam Tentara Keamanan Rakyat atau TKR. Merujuk buku "Siliwangi dari Masa ke Masa" karya Dinas Sejarah Kodam III, beberapa bulan kemudian Divisi Siliwangi mendapuk Harun Kabir sebagai Kepala Staf Brigade Surjakantjana, dengan pangkat mayor.
Namun karena ada pembenahan struktur dari Markas Besar Tentara atau MTB di Yogyakarta, semua pangkat perwira diturunkan satu tingkat. Pangkat Harun pun turun menjadi kapten.
Sebagai kepala staf brigade yang membawahi Bogor, Sukabumi, dan Cianjur, pergerakan Harun Kabir sangat tinggi. Meski awalnya dari dunia sipil, namun nama Harun kemudian dikenal sebagai perwira yang sangat disiplin dan loyal kepada Republik Indonesia.
Perang kemerdekaan Indonesia berlangsung sejak berakhirnya Perang Dunia II pada 1945 dan berakhir Desember 1949. Saat itu, pemerintah kerajaan Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Tetapi, aksi brutal tentara Belanda pada masa itu menyisahkan duka bagi warga Sukabumi.
Irman menyebut tidak kurang dari 200 warga Sukabumi menjadi korban keganasan tentara Belanda pada masa pendudukan tersebut. Salah satu kisah yang menonjol adalah Kapten Harun Kabir yang dieksekusi mati (ditembak) di depan istri dan anak-anaknya.
"Di Sukabumi pada masa pendudukan, para pejuang yang tidak ikut hijrah ke Yogyakarta dan Jawa Tengah ditangkap dan dipenjara Van Delden di Gunungpuyuh Sukabumi," kata Irman.
Mereka kemudian dikirim ke wilayah Takokak Cianjur untuk diseksekusi tanpa pengadilan. Dihabisi secara massal. Termasuk Harun Kabir. Ketika itu, 1947 Harun Kabir beserta dua pengawalnya dihukum mati di depan istri dan ketiga putrinya di sebuah bukit yang merupakan ladang huma.
Berita Terkait
-
Tanah Bergerak Guncang Bandung, 20 Rumah Rusak
-
7 Tempat Bukber di Bogor Suasana Alam, Makan Enak Sekaligus Healing!
-
Sejarah Idul Fitri Zaman Nabi Muhammad SAW dan Maknanya
-
6 Tempat Bukber View Pemandangan Indah di Puncak Bogor, Ada yang Milik Keluarga Soeharto
-
Makna dan Sejarah Idul Fitri: Bukan Sekadar Salat Ied dan Maaf-maafan, Ini Kisah Lengkapnya!
Tag
Terpopuler
- Dukung Penyidik Tahan Nikita Mirzani, Pakar Justru Heran dengan Dokter Reza Gladys: Kok Bisa...
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Hotman Paris Skakmat Fidaus Oiwobo, Ketahuan Bohong Soal Keturunan Sultan Bima
Pilihan
-
Saham BJBR Anjlok, Aksi Jual Marak Usai Dirut dan Corsec Terjerat Korupsi Dana Iklan Bank BJB
-
Owner Wong Solo Grup Laporkan Pengusaha Asal Bekasi dalam Kasus Penipuan Investasi
-
Sosok Widi Hartoto Corsec Bank BJB Tersangka Kasus Korupsi Iklan, Punya Harta Miliaran Rupiah
-
Kembali Difitnah Soal Kirim Utusan ke PDIP, Jokowi: Diam dan Senyumin Aja
-
Driver Ojol Dapat 'Tunjangan Hari Raya (THR)' 2025, Ini Kriteria dan Syaratnya
Terkini
-
Brucella Pada Ternak Bisa Menginfeksi Manusia, Ini Penjelasan DKPP
-
Polresta Bandung Gelar Ramp Check, Pastikan Kendaraan Angkutan Layak Jalan Saat Lebaran
-
Satgas Pangan Polres Kuningan Sidak Pasar, Cek Volume dan HET MinyaKita
-
DKPP: Lebih dari Seribu Ekor Sapi Perah di Jawa Barat Terpapar Brucella
-
Pemkab Bandung Salurkan Rp25,5 Miliar untuk Korban Gempa Bumi di Kecamatan Kertasari