SuaraJabar.id - Cucu (45), seorang ibu rumah tangga warga ampung Warung Jati, RT 02/10, Desa Ciptagumati, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sempat menjadi perhatian publik.
Perempuan itu mengaku tak bisa tidur sejak tahun 2014 lalu. Pun setelah menjalani pengobatan medis, penyakit gangguan tidur yang dideritanya belum kunjung sembuh.
Pada September 2021, Cucu sempat menjalani CT Scan di Rumah Sakit Santosa untuk melihat apa yang terjadi pada bagian kepalanya.
Beruntung hasilnya baik. Namun Cucu dijadwalkan menjalani CT Scan ulang sepekan untuk melihat gangguan pada lehernya.
Baca Juga: Tak Mampu Bayar Biaya Persalinan, Ibu dan Bayi 'Disandera' di Rumah Sakit Tangerang
Sayangnya hampir dua bulan berlalu CT Scan yang dijadwalkan dijalani Cucu urung terlaksana. Akhirnya pihak rumah sakit angkat tangan lantaran obat bius yang diberikan pada Cucu sebelum CT Scan tak mempan sehingga menyulitkan proses perawatan.
"Sekarang sudah enggak ke rumah sakit karena katanya sudah nyerah. Jadi mau dibius untuk CT Scan enggak mempan. Mau dikasih bius total tapi berisiko, soalnya rumah sakit engga punya alat untuk menjamin keselamatan ibu," beber anak bungsu Cucu, Fani Fadilah saat dihubungi pada Minggu (21/11/2021).
Fani mengungkapkan, kondisi ibunya bisa dibilang tak banyak mengalami perubahan.
Ia masih tak bisa tidur normal layaknya orang lain. Meskipun gerakan pada tubuhnya akibat syaraf yang terganggu mulai agak berkurang.
Hanya saja kini ibunya bisa bangun dari tempat tidurnya seperti berjalan ke kamar mandi.
Baca Juga: Hasil Lengkap BRI Liga 1 Pekan ke-12: Persija Jakarta Menang, Persiraja Semakin Terbenam
"Kalau untuk tidur ya bisa, tapi hanya hitungan menit. Itu juga katanya kalau mau tidur saraf di badannya seperti ada yang ketarik. Tapi untuk gerak-gerak di badannya mulai berkurang, enggak separah dulu," ungkap Fani.
Fani dan keluarganya tak menyerah untuk membuat sangat ibunda tercintah sembuh.
Kini Cucu dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Namun pihak keluarga perlu menunggu lama sebelum akhirnya bisa mendapatkan penanganan.
"Tapi kan di RSHS itu lama untuk penanganannya, jadi sampai sekarang belum ada penanganan medis lagi. Rencananya Senin besok baru mau daftar ke RSHS," jelas Fani.
Selain itu, sembari menunggu jadwal penanganan di RSHS, ia dan keluarganya yang lain terus berikhtiar demi kesembuhan sang ibu. Saat ini mereka mencoba pengobatan spiritual ke tokoh agama.
"Jadi pengobatan tradisional saja, coba ke ustad juga. Kemarin kakak ke Garut minta air dari ustad. Mudah-mudahan ada perubahan semakin baik lagi," pungkas Fani.
Berita Terkait
-
Dara Arafah Ngamuk Data Medisnya Disebar Perawat, Memang Penyakitnya Apa?
-
Perjuangkan 1.000 Hektar Tanah, Belasan Warga Rumpin Nekat Jalan Kaki Temui Dedi Mulyadi
-
Jelang Super League 2025/2026, Bojan Hodak Boyong Skuat Persib ke Thailand
-
Jadi Tuan Rumah Play-off ACL 2, Seperti Apa Kesiapan Persib Bandung?
-
Bojan Hodak Geram Persib Gagal Menang Gegara Kesalahan di Menit Akhir
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 1 Detik Jay Idzes Gabung Sassuolo Langsung Bikin Rekor Gila!
- Andre Rosiade Mau Bareskrim Periksa Shin Tae-yong Buntut Tuduhan Pratama Arhan Pemain Titipan
- Penantang Kawasaki KLX dari Suzuki Versi Jalanan, Fitur Canggih Harga Melongo
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
Pilihan
-
Tok! Carlo Ancelotti Dibui 1 Tahun: Terbukti Gelapkan Pajak Rp6,7 M
-
Sejarah Nama Kompetisi Liga Indonesia: Dari Perserikatan Kini Super League
-
Dear Pak Prabowo: Penerimaan Loyo Utang Kian Jumbo
-
Eks Petinggi AFF Kritik Strategi Erick Thohir, Naturalisasi Jadi Bom Waktu untuk Timnas Indonesia
-
Siapa Liam Oetoehganal? Calon Penerus Thom Haye Berstatus Juara Liga Belgia
Terkini
-
Janji Tinggal Janji? Tumpukan Sampah di Pasar Sukanagara Cianjur Jadi Bukti
-
BSU 2025: BRI Permudah Akses Bantuan Sosial Lewat BRImo dan AgenBRILink
-
EIGER Junior Berikan 2.000 Tas Sekolah untuk Anak-Anak di Pelosok Indonesia
-
Kejari Gaspol Usut Korupsi BUMD Jabar: 23 Saksi Diperiksa, Aset Eks Dirut dan Aliran Dana Diselidiki
-
Selamatkan Jurnalis! DPR RI Desak Pemerintah Buat Platform Digital 'Made in Indonesia'