SuaraJabar.id - Bekasi merupakan kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Bekasi berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bogor. Dari masa Kerajaan Tarumanegara hingga kini jadi kota industri, begini Sejarah Kabupaten Bekasi.
Bekasi berasal dari kata Candra yang berarti bulan dan Bhaga berarti bagian. Artinya Bekasi adalah bagian dari bulan. Pelafalan Candrabhaga berubah menjadi Sasibhaga kemudian Bhagasasi hingga Bacassie dan Bekasi hingga sekarang.
Bekasi merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan ini berdiri pada abad ke 5 yang pada masa itu juga ada 7 prasasti bukti eksistensi kerajaan tersebut. Prasasti itu adalah Prasasti Ciaruteun, Muara Cianten, Kebon Kopi, Jambu, Pasir Awi, Tugu, dan Cidangiang. Setelah kerajaan ini runtuh, muncul Kerajaan Padjajaran. Bekasi merupakan wilayah Kerajaan Padjajaran dan menjadi kota yang penting bagi kerajaan tersebut.
Hingga lambat laun, kerajaan demi kerajaan runtuh dan tercatat Bekasi sempat dikuasai juga oleh Kerajaan Sumedang Larang. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram.
Pada masa Hindia Belanda, Bekasi dikenal sebagai daerah yang subur dan produktif. Namun, rakyat Bekasi tidak menikmati hasil panennya. Kondisi ini membuat semuanya serba sulit. Kondisi tersebut membuat Entong Tolo, seseorang yang membela rakyat kecil, berusaha memberikan kesejahteraan kepada mereka. Namun, ia ditangkap dan dibuang ke Manado.
Pada masa pendudukan Jepang awalnya kedatangan Jepang dianggap sebagai suka cita, tetapi ternyata tidak. Seminggu kemudian, Jepang mengeluarkan larangan pengibaran bendera dan mengibarkan bendera negaranya. Pada masa pendudukan Jepang, rakyat Bekasi juga semakin mengalami kekurangan pangan dan diperparah dengan adanya Romusha.
Pada masa kemerdekaan Indonesia, Kabupaten Jatinegara berubah menjadi Kabupaten Bekasi dengan resminya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kabupaten-Kabupaten di Lingkungan Provinsi Jawa Barat. Oleh karena itu, Kabupaten Bekasi resmi berdiri pada tahun 1950. Wilayah Bekasi terdiri dari 13 kecamatan dan 95 desa.
Topografi
Baca Juga: Zodiak Bulan November 2021, Peruntungan Setiap Zodiak di Pekan Terakhir Bulan Ini
Sebagian besar Kabupaten Bekasi merupakan dataran rendah dan kerap dikembangkan untuk kegiatan budidaya ikan tambak maupun hewan seperti kambing dan ayam. Jenis tanahnya merupakan tanah halus, sedang, dan kasar di berbagai tempat. Tingkat kepekaan tanah terhadap erosi cukup stabil sehingga layak untuk berbagai kegiatan perkotaan.
Pemerintahan Bekasi
Kabupaten Bekasi pernah dipimpin oleh Tubagus Suhandan Umar pada 1950, Sampoerno Kolopaking pada 1952-1958, M Nausan pada 1958- 1960, R. Son Prawira Adiningrat pada 1958-1967, Ms Soebandi pada 1967-1973, H. Abdul Fatah pada 1973-1983, H Suko Martono pada 1983-1998 dan 1988- 1993, Moch Djamhari pada 1993-1998, H. Wikanda Darmawijaya 1998-2003, Saleh Manaf pada 2003-2005, Teni Wisramuan pada 2005-2007, Sa'duddin pada 2007-2012, Hj. Neneng Hhassanah Yasin pada 2012-2017, Eka Supria Atmaja pada 2018-2019 dan 2019-2021.
Bekasi memiliki ciri khas motif batik yakni 12 pakem, warna cerah, memiliki komunitas Batik Bekasi, motif yang unik seperti si pitung, tarawang, rawa pasung, rawa gatel, dan lain sebagainya. Selain pada motif batik, bekasi juga memiliki tempat wisata yakni Danau Cibeureum, Curug Parigi, Rumah Pohon Jatiasih, Danau Marakas, Gedung Juang 45, Pantai Mekar, Pantai Muara Gembong, Danau Situ Gede, Saung Ranggon, Jembatan Magnetica, Jababeka Botanical Garden, Taman Kemang Pratama, Waterboom Lippo Cikarang, Columbus Waterpark, Grand Wisata Bekasi, Fun Park Waterboom, Jembatan Gantung Cisaat, Pantai Muara Beting, Kebun Bunga Matahari Bekasi, Bumi Perkemahan Karang Kitri, Wet Waterpark, Sirkus Waterplay, Taman Jatiasih, Galaxy Tirtamas Club, Taman Alun-Alun Kota Bekasi, Klenteng Hok Lay Kiong, Piramida Terbalik Summarecon, Venetian Water Carnaval, Danau Elysium, Kolam Renang Green Park, Snow World International Revo Town, Taman Kota Bekasi, Rainbow Garden, Taman Gigi dan lain sebagainya. Bekasi juga memiliki senjata daerah yakni golok yang berupa gagang berwarna hitam.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma
Berita Terkait
-
Kasus Narkoba Divonis Ringan, Fariz RM Tinggal Kejar Bebas Bersyarat
-
Berulang Kali Ditangkap, Fariz RM Divonis 10 Bulan Penjara dan Denda Rp 800 Juta
-
Viral Penampakan Gerhana 'Blood Moon' di Berbagai Negara: Dari Indonesia hingga Palestina
-
Fakta dan Mitos Gerhana Bulan yang Masih Hidup di Masyarakat Indonesia
-
Langit Maluku Utara Akan Menyala! Saksikan Gerhana Bulan Total Malam Ini
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Detik-detik Mencekam di Cianjur, Niat Melerai Justru Jadi Petaka
-
Kontroversi Makanan Bergizi Gratis: Tanggung Jawab Siapa Jika Ada Korban?
-
Kenapa Banyak Korban PHK di Jawa Barat? Ini Jawaban Dedi Mulyadi
-
4 Poin Tamparan Dedi Mulyadi: Lupakan Luar Negeri, Ini PR Kepala Daerah di Jabar!
-
Dedi Mulyadi ke Kepala Daerah: Urus Sampah-Jalan Rusak Dulu, Jangan Mimpi ke Luar Negeri