SuaraJabar.id - Titin Fatimah (26), warga Kampung Paratag, RT 01/RW 02, Desa Cipada, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB) meninggal dunia.
Kabar duka itu dibagikan Suheri saat dihubungi Suara.com pada Jumat (26/11/2021). Keempat bayi berjenis kelamin dua laki-laki dan dua perempuan itu meninggal dalam waktu berbeda.
"Iya bayinya sekarang sudah meninggal dunia semua. Jadi empat-empatnya meninggal," terang Suheri.
Sebelumnya, Titin melahirkan bayi kembarnya hasil buah cintanya bersama sangat suami,
Encang Supriatna (26) pada Rabu (24/11/2021) sekitar pukul 01.00 WIB.
Titin pun melahirkan anak pertamanya berjenis kelamin laki-laki sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, dibantu bidan setempat. Kemudian berselang dua jam, tepatnya pukul 03.00 WIB bayi kedua lahir berjenis kelamin perempuan.
Namun ditengah kebahagiaan yang meliputi keluarga kecilnya, Titin dan suami harus bersedih ketika sejam kemudian anak kembar keempat yang dilahirkannya meninggal dunia setelah kondisi kesehatannya menurun drastis.
Kemudian ketiga bayi kembar yang masih hidup dibawa ke RSUD Cibabat untuk mendapat perawatan intensif mengingat bobot berat badannya tidak ideal, yakni hanya sekitar 800 gdam.
Setelahnya kemudian bayi pertama yang sempat dibawa ke RSUD Cibabat Kota Cimahi juga akhirnya meninggal dunia beberapa jam setelah dilahirkan.
"Setelah itu bayi yang ketiga juga meninggal di rumah sakit, hari Kamis jam 1 siang. Langsung dibawa pulang dan dimakamkan," kata Suheri.
Baca Juga: Sebelum Wafat saat Bermain Tenis, Hakim PN Tanjungkarang Surono Sempat Foto-foto
Terbaru bayi kedua juga meninggal dunia di RSUD Cibabat pada Jumat pukul 04.00 WIB. Kini pihak keluarga masih menunggu kedatangan jasad bayi kedua tersebut untuk dikebumikan.
"Ini masih menunggu, sedang perjalanan dari RSUD Cibabat. Langsung dimakamkan, sepertinya berbeda lubang sama bayi lainnya. Soalnya setiap bayi juga berbeda lubang pemakamannya," terang Heri.
Heri mewakili Titin dan Encang menerima meninggalnya empat bayi kembar tersebut sebagai takdir. Mengingat empat bayi kembar itu dilahirkan secara prematur dalam usia kandungan 7 bulan atau 26 minggu.
"Jadi memang karena lahirnya juga prematur, karena sudah periksa ke klinik dan di USG juga memang belum waktunya lahir. Untuk ibunya Alhamdulillah sekarang dalam kondisi sehat dan sudah ikhlas," pungkas Suheri.
Kepala Bidang Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang pada RSUD Cibabat, dr. Ars Agustiningsih menjelaskan, penyebab meninggalnya bayi kembar yang dirawat di RSUD Cibabat dikarenakan Berat Badan Lebih Rendah (BBLR).
"Iya karena komplikasi pada bayi berat badan lahir sangat rendah," jelas Ars.
Berita Terkait
-
40 Hari Kepergian Mpok Alpa, Keluarga Mulai Tentukan Nasib Baju-Baju Almarhumah
-
Teka-teki Kematian Siswi SMK Dikaitkan dengan Keracunan MBG, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
-
Jelang Usia 46 Tahun, Muzdalifah Jadi Pejuang Garis Dua Melalui Bayi Tabung
-
Sudah Punya 5 Anak, Ini Alasan Muzdalifah dan Fadel Islami Ingin Tambah Momongan
-
Perjuangan Muzdalifah Jalani Program Bayi Tabung di Usia 46 Tahun: Tiap Hari Suntik Sampai Mual
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
Terkini
-
Parkir Rp30 Ribu di Bandung Bikin Geram! Ini Kata Polisi..
-
Rakor Penanganan Masalah Pertanahan Karawang, BPN Paparkan Titik Konflik, Ini Strategi Barunya
-
Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
-
Universitas Indonesia Banding, Skandal Internal Kampus Terungkap?
-
Ratapan Ayah di Depan Puing-puing, Kisah Pilu Menanti Kabar Anak Tertimbun di Ponpes Al Khoziny