SuaraJabar.id - Warga Kompleks Lembah Teratai, Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mendesak forum RW setempat segera mendistribusikan uang kompensasi sebesar Rp 90 juta.
Padahal uang yang sudah diserahkan PT Kereta Cepat Indonesia China atau PT KCIC sebagai kompensasi dari dampak pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCB) sudah diserahkan kepada forum RW kompleks Lembah Teratai itu telah diberikan sejak tahun 2020.
Namun sampai sekarang belum juga didistribusikan ke warga dengan alasan yang tidak jelas sehingga membuat warga resah. Warga pun kompak mempertanyakan alasan belum didistribusikan nya uang tersebut.
"Warga banyak yang mempertanyakan kapan kompensasi kebisingan dan debu imbas proyek kereta cepat dari PT KCIC itu akan distribusikan oleh forum RW, karena sudah lama diserahkan dari KCIC. Nilainya Rp 90 juta," sebut Warga Kompleks Lembah Teratai RT 4/12, Iin (68) kepada wartawan, Jumat (3/12/2021).
Dirinya mengungkapkan, aspirasi warga juga sudah disampaikan dan pembahasan rapat antara warga dan forum RW Lembah Teratai sudah berkali-kali dilakukan.
Namun belum juga ada kejelasan kapan uang kompensasi itu diserahkan ke warga.
Tim perumus perwakilan setiap RT meminta agar kompensasi segera diberikan karena itu hak warga.
Pada rapat terakhir 26 September 2021, lanjut dia, kompensasi itu sedang dihitung persentasenya.
Bagi RT 1 dan 2 masing-masing sebesar 20 persen, sementara RT 2 dan 4 yang paling terdampak dapat 30 persen setiap RT-nya. Hanya masih dibahas apakah kompensasi itu termasuk untuk pihak developer atau tidak, sebab ada lahan developer yang belum dibebaskan.
"Di sini ada sekitar 200 KK di empat RT, tapi memang yang paling terdampak adalah RT 2 dan 4. Warga inginnya kompensasi segera dibagikan dan persoalan ini cepat diselesaikan secara kekeluargaan," terangnya.
Warga RT 4/12 lainnya, Iim (49) berharap, agar kompensasi itu bisa secepatnya diserahkan ke warga. Apalagi dirinya dan banyak warga lain di Lembah Teratai terdampak COVID-19 sehingga secara ekonomi sangat terpukul.
Selama ini pun, meski rumahnya hanya berjarak beberapa meter dari proyek kereta cepat, tapi sama sekali tidak pernah mendapat kompensasi apapun.
"Tidak semua warga di sini mampu, saya juga terkena PHK tahun lalu akibat COVID-19. Makanya mau berapa pun kompensasi, besar atau kecil, sangat membantu buat saya, tolong segera berikan ke warga," harapnya.
Perwakilan Developer Kompleks Lembah Teratai, Krisnawan Lubis mengaku sudah mendengar soal adanya kompensasi dari PT KCIC yang belum diserahkan ke warga.
Pasalnya banyak warga yang mengadukan hal tersebut. Pihaknya juga merasa dilangkahi oleh forum RW yang tidak ada komunikasi ke developer yang masih punya tanggung jawab untuk melindungi warga.
Selaku developer, pihaknya juga merasa dirugikan oleh forum RW yang mengklaim mewakili warga dan developer. Pasalnya ada lahan miliknya sebanyak 8 kavling yang belum dibebaskan dan saat ini masih disewa dengan nilai Rp 250 juta per tahun.
"Uang sewa itu juga baru terealisasi di tahun 2021, sementara tahun 2020 saya tidak tahu kemana uang sewanya. Makanya kami sedang pantau ini persoalannya dimana, karena forum yang mengatasnamakan warga itu, kami tidak tahu itu siapa," terangnya.
Sementara ketika hal ini coba dikonfirmasikan kepada salah seorang pengurus forum RW kompleks Lembah Teratai di kediamannya, yang bersangkutan menolak diwawancara dan memberikan keterangan dengan alasan sedang sibuk.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
32 Kali Perjalanan Kereta Cepat Terganggu Karena Benang Layangan
-
Gara-Gara Layangan, Operasional Kereta Cepat Whoosh Sering Berhenti
-
Dedi Mulyadi Tegur Langsung Jeje Govinda Perkara Bawa Anak ke Kantor Dinas di Jam Kerja
-
Warganet Tanya Soal Jeje Govinda Bawa Anak ke Kantor, Kang Dedi Mulyadi Samakan Dengan Nabi
-
Beda Reaksi Dedi Mulyadi Soal Lucky Hakim ke Jepang demi Anak vs Jeje Govinda Bawa Anak ke Kantor
Terpopuler
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Berapa Biaya Pembuatan QRIS?
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
- 35 Kode Redeem FF Hari Ini 20 mei 2025, Klaim Hadiah Skin M1887 hingga Diamonds
Pilihan
-
Bobotoh Bersuara: Kepergian Nick Kuipers Sangat Disayangkan
-
Pemain Muda Indonsia Ingin Dilirik Simon Tahamata? Siapkan Tulang Kering Anda
-
7 Rekomendasi HP Rp 5 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Lega Performa Ngebut
-
5 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta, Kabin Longgar Cocok buat Keluarga Besar
-
Simon Tahamata Kerja untuk PSSI, Adik Legenda Inter Langsung Bereaksi
Terkini
-
Blue Matter Trio dan Kinematics Juarai The 5th Papandayan International Jazz Competition 2025
-
Didukung KUR BRI, Pengusaha Sleman Ini Sukses Sulap Kelor Jadi Olahan Pangan Berkhasiat
-
Modus Baru Peredaran Narkoba Terbongkar di Bandara SIM, AG Asal Bogor Bawa 1 Kg Sabu
-
Ricuh! Acara Masak Besar Bobon Santoso di Bandung Panen Copet, Jurnalis Turut Jadi Korban
-
Ada Apa dengan Pekerja KAI? SP-KAI Bongkar Isu Kesehatan dan Keadilan di Depan DPR RI