Scroll untuk membaca artikel
Lebrina Uneputty
Sabtu, 04 Desember 2021 | 17:35 WIB
Pemukiman di Kawasan Bandung Utara, Cipageran, Kota Cimahi. Luas Lahan Kritis di Cimahi Mencapai 616 Hektare (Suara.com/Ferry Bangkit Rizki)

SuaraJabar.id -  Luas lahan kritis di Kota Cimahi hingga saat ini mencapai 616 hektare. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi terus berupaya untuk melakukan pemulihan lahan kritis tersebut.

Sekretaris DLH Kota Cimahi, Dyah Ajuni mengatakan, lahan kritis di Kota Cimahi tersebar di berbagai wilayah di Kota Cimahi. Khususnya daerah yang berada di kawasan dataran tinggi.

"Di beberapa titik perbedaan konturnya cukup tinggi. Makannya lahan kritis biasanya daerah tinggi yang rawan longsor," kata Dyah saat dihubungi Suara.com pada Sabtu (4/12/2021).

Dia menjelaskan, ada berbagai faktor yang membuat ratusan hektare lahan di Kota Cimahi masuk tahapan kritis. Seperti pemanfaatannya yang tidak sesuai dengan kondisi lahan, faktor iklim hingga bencana alam hingga pertumbuhan penduduk yang tinggi.

Dyah menjelaskan salah satu dampak lahan kritis adalah pengikisan tanah alias erosi. Sehingga, terjadi hilangnya kesuburan tanah dan penurunan produktivitas. Aktivitas tersebut menyebabkan pengendapan tanah di sungai-sungai akan menyebabkan banjir.

"Lahan kritis kan harus dikelola agar berfungsi sebagaimana mestinya, tidak menyebabkan kerusakan yang lebih lanjut. Harus dikurangi. Makannya kita lakukan konservasi, penanaman pohon," jelas Dyah.

Kepala Seksi Konservasi Lingkungan pada DLH Kota Cimahi, Komme Edcadian Siringoringo menambahkan, untuk memulihkan lahan yang kritis tersebut salah satu yang dilakukan pihaknya adalah melakukan konservasi.

"Menanggulangi lahan kritis pertama dengan cara melakukan konservasi. Sebelumnya kita lihat dulu itu lahan siapa pemerintah atau bukan. Jika lahan pemerintah maka otimatis berjalan. Untuk lahan pribadi maka kita lakukan dengan sosialisasi saja," kata dia. 

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More