SuaraJabar.id - Harga beberapa komoditas pangan di sejumlah pasar tradisional Kota Cimahi mengalami kenaikan jelang akhir tahun 2021. Rata-rata kenaikannya mencapai Rp 20-30 ribu per kilogram.
Berdasarkan pantauan di Pasar Atas Baru Jalan Kolonel Maturi pada Selasa (7/12/2021), harga komoditas yang mengalami kenaikan di antaranya cabai rawit merah yang asalnya dijual Rp 50 ribu per kilogram naik menjadi Rp 80 ribu per kilogram.
Sementara cabai merah tanjung yang semula dijual Rp 40 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 60 ribu per kilogram.
"Kenaikannya bertahap dalam seminggu terakhir, sekali naik bisa sampai Rp 10 ribu kilogram untuk cabai rawit merah," terang Idris (46), salah seorang pedagang.
Menurut Idris, penyebab kenaikan harga cabai rawit merah dan cabai merah tanjung karena pasokan dari wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah berkurang akibat cuaca ektrim yang terjadi akhir-akhir ini.
"Pasokan dari jawanya berkurang, jadi kesini juga berkurang," ucap dia.
Ia pun memperkirakan harga cabai akan terus mengalami kenaikan, mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu. Mahalnya harga cabai ini, menurut Idris berpengaruh terhadap konsumen.
"Sekarang konsumen yang biasa beli seperempat, jadi cuma 1 ons," ucapnya.
Kasubag Tata Usaha (TU) UPTD Pasar Kota Cimahi, Andri Gunawan mengakui jika harga cabai rawit merah dan cabai merah tanjung saat ini mengalami kenaikan yang dipicu faktor cuaca buruk yang terjadi saat ini.
Baca Juga: Kawasan Pasar Tengah Sintang Terbakar, 12 Ruko Hangus dan 1 Orang Tewas
"Cuacanya lagi kurang bagus buat cabai, jadi pasokan berkurang. Dampaknya ya terjadi kenaikan harga," sebutnya.
Dalam kesempatan tersebut Andri mengatakan, UPTD Pasar Kota Cimahi secara rutin melakukan monitoring atau pengecekan harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas), di semua pasar tradisional yang dikelola Pemkot Cimahi.
Hal itu dilakukan untuk mempermudah tindakan yang harus dilakukan jika terjadi gejolak harga.
Di Kota Cimahi sendiri ada empat pasar tradisional yang dikelola UPTD Pasar, yakni Pasar Atas Baru, Pasar Cimindi, Pasar Melong, dan Pasar Citeureup.
"Pengecekan rutin harga kepokmas oleh pegawai di masing-masing pasar tradisional yang di kelola oleh pemerintah," pungkasnya.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
Cuaca Ekstrem Jakarta: 10 Pohon Tumbang Akibat Hujan Deras dan Angin Kencang
-
5 Motor Yamaha Bekas Incaran Anak Muda: Kece Buat Nongkrong, Harga Mulai 3 Jutaan
-
6 Mobil Bekas yang Harganya Gak Jatuh, Bikin Tenang Saat Dijual Lagi
-
Mobil Merek Baru Merajalela, Mengapa Toyota Masih Laris Manis Menjadi Primadona?
-
Jangan Tergiur Harga Murah, 6 Hal yang Wajib Diwaspadai saat Membeli Mobil Bekas
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Klub Miliano Jonathans Selangkah Lagi Cetak Sejarah di Liga Eropa
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
Terkini
-
Duel Parang Maut di Jasinga: WS Tewas dengan Luka 20 Cm Tembus Paru-paru, AF Jadi Tersangka
-
Kematian WS: Dari Ejekan di Lapangan Bola Jasinga, Berakhir Maut di Ujung Parang
-
IHR-Merdeka Cup 2025, Penonton Bakal Nikmati Kejuaraan Berkuda di Track Tepi Pantai Pangandaran
-
Dari Kurir Jadi Juragan! Dua Warga Bandung Raup Omzet Ratusan Juta
-
KRL Lumpuh Total Dihantam Gempa Bekasi: 5 Fakta Menegangkan di Balik Normalisasi Cepat