SuaraJabar.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengingatkan pengelola wisata meningkatkan kewaspadaan potensi bencana di tengah cuaca ekstrem yang melanda Indonesia beberapa bulan ke depan.
Pengelola tempat wisata disarankan untuk menerapkan kema buka tutup selama Libur Natal dan Tahun Baru 2022 (Nataru) nanti.
Hal tersebut dinilai perlu dilakukan karena mulai Desember 2021 hingga akhir Januari 2022 mendatang, merupakan puncak musim hujan dan diprediksi masih akan terjadi cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan longsor maupun pohon tumbang di sekitar objek wisata.
Kepala Pelaksana BPBD KBB, Duddy Prabowo mengatakan, skema buka tutup di objek wisata tersebut perlu dilakukan ketika terjadi cuaca ekstrem, kemudian bisa kembali dibuka saat cuaca kembali normal.
Baca Juga: Dear Wisatawan, Ada 25 Titik Penyekatan di Sekitar Puncak Jelang Nataru
"Kami sudah memberikan penekanan ke pengelola objek wisata, manakala terjadi cuaca ekstrem, hujan besar, dan angin kencang harus menutup sementara semua aktifitas di dalam wisata," ujarnya, Sabtu (11/12/2021).
Terkait hal ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Perhutani dan pengelola objek wisata supaya mereka benar-benar menerapkan skema buka tutup selama libur Nataru karena pengunjungnya diprediksi akan mengalami peningkatan.
Apalagi, kata dia, tempat wisata di KBB ini kebanyakan wisata alam terbuka seperti hutan pinus yang berpotensi terjadi pohon tumbang yang disebabkan terjadinya hujan deras dan angin kencang.
"Tapi kemarin sudah dilakukan upaya pemangkasan pohon-pohon yang memang sudah tidak produktif, seperti yang sudah mati dan pohon yang sudah miring," kata Duddy.
Menurutnya, upaya pemangkasan pohon yang sudah tidak produktif tersebut juga sangat penting untuk antisipasi pohon tumbang, baik di area objek wisata maupun yang ada di pinggir jalan supaya tidak sampai membahayakan wisatawan.
Baca Juga: 7 Makanan Natal Khas Indonesia, Mulai dari yang Manis hingga Pedas Menggugah Selera
"Sebagian besar objek wisata di KBB, terutama Lembang ini kan, merupakan wisata alam terbuka. Jadi, ketika hujan besar dan angin kencang perlu kewaspadaan," ucapnya.
Dalam menghadapi bencana alam di sekitar objek wisata saat Nataru nanti, pihaknya juga sudah mengadakan pelatihan mitigasi kebencanaan kepada para pengelola objek wisata.
Berita Terkait
-
Barbeque on the Height: BBQ View 360 di INNSiDE by Melia Yogyakarta
-
Taklukkan Gunung Arjuno-Welirang: Mantra116, Lari Ekstrem yang Memacu Adrenalin di Ketinggian!
-
Berwisata di PIK 2: Nuansa Eropa hingga Pantai ala Hawaii di Jakarta
-
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Amikom Promosikan Mahika Villas Sleman
-
Terobosan Medis di Bali: Klinik Ini Tawarkan Terapi Sel Anti-Aging Berstandar Dunia
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
-
Breaking News! Markas Persija Jakarta Umumkan Kehadiran Jordi Amat
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
-
BLT Rp600 Ribu 'Kentang', Ekonomi Sulit Terbang
-
Usai Terganjal Kasus, Apakah Ajaib Sekuritas Aman Buat Investor?
Terkini
-
Piala Presiden 2025: Polda Jabar Terjunkan 2.632 Personel, Libatkan Jibom Amankan Si Jalak Harupat
-
8 Link DANA Kaget 3 Juli 2025, Segera Klaim Saldo DANA Gratis Hingga Rp500 Ribu
-
Welas Asih Nama Baru RSUD Al-Ihsan, Dedi Mulyadi Beberkan Maksud di Baliknya
-
Gempa Frekuensi Rendah di Tangkuban Parahu Tembus Rekor: Aktivitas Masih Normal
-
Hadapi Ancaman Sesar Aktif, Warga Kabandungan Dilatih Penyelamatan Diri dari Gempa Bumi