SuaraJabar.id - Jauh sebelum nama besar pahlawan nasional menggema di buku-buku sejarah, di sudut-sudut pedesaan tersembunyi para pejuang yang mengorbankan segalanya demi kemerdekaan.
Salah satunya adalah H. Usa, seorang ulama, dermawan, sekaligus martir asal Ciseeng, Kabupaten Bogor, yang kisahnya kini dihidupkan kembali oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor.
Melalui sebuah malam istighosah yang khidmat, spirit perjuangan H. Usa digelorakan sebagai cermin pengabdian di era modern, membuktikan bahwa heroisme sejati seringkali lahir dari keikhlasan tanpa pamrih di tingkat akar rumput.
Suasana di Majelis Ta’lim Darul Mustofa, Desa Cibenteng Muara, pada Senin (18/8) malam terasa berbeda.
Ribuan warga Nahdliyin tidak hanya berkumpul untuk berdoa bersama dalam agenda Istighosah dan Silaturahmi putaran ke-10, tetapi juga untuk "berjumpa" kembali dengan semangat pahlawan lokal mereka.
Ketua PCNU Kabupaten Bogor, Gus Abdul Somad, menegaskan bahwa acara ini lebih dari sekadar rutinitas. Ini adalah momentum untuk menyerap energi dari para pendahulu.
“Kami berharap semangat ukhuwah ini dilaksanakan istiqomah di semua tingkatan NU, karena teladan dari para ulama pejuang seperti H Usa harus terus kita hidupkan,” ujarnya.
Baginya, kebersamaan warga Nahdliyin adalah fondasi untuk meneruskan perjuangan para ulama dalam konteks pengabdian kepada masyarakat saat ini.
Siapakah H. Usa? Ulama, Dermawan, dan Martir Kemerdekaan
Baca Juga: Melalui Budidaya Sorgum di Kabupaten Bogor, Bank Mandiri Perkuat Ekonomi Desa
Nama H. Usa mungkin tidak tercatat dalam tinta emas sejarah nasional, namun bagi masyarakat Ciseeng, ia adalah legenda. Perjuangannya bergerak di tiga pilar utama:
- Guru Ngaji dan Tokoh Agama: Ia adalah panutan spiritual, tempat masyarakat menimba ilmu dan menguatkan iman.
- Filantropis Ulung: Jauh sebelum konsep filantropi modern populer, H. Usa telah mewakafkan sebagian besar hartanya—tanah dan aset untuk kepentingan umat, seperti pembangunan masjid dan penyediaan lahan pemakaman umum yang manfaatnya masih dirasakan hingga kini.
- Penyokong Kemerdekaan: Di balik layar, H. Usa adalah tulang punggung logistik bagi para pejuang lokal.
Ia secara diam-diam mendanai kebutuhan para gerilyawan yang melawan penjajah Belanda, sebuah tindakan berisiko tinggi yang menunjukkan nasionalismenya yang tak tergoyahkan.
Peran gandanya sebagai donatur perjuangan inilah yang akhirnya terendus oleh Belanda. Ia ditangkap, disiksa secara keji, dan wafat sebagai martir sekitar tahun 1940-an. Jasadnya dimakamkan di Kampung Babakan Sabrang, Ciseeng.
Meskipun raganya telah tiada, warisan H. Usa menolak untuk padam. Sebagai bentuk penghormatan tertinggi dari masyarakat, namanya diabadikan menjadi nama jalan utama di Kecamatan Ciseeng.
Tak hanya itu, tradisi istighosah yang digelar setiap bulan Agustus menjadi bukti bahwa ingatan dan doa untuknya tidak pernah putus.
Bagi PCNU Bogor, meneladani H. Usa adalah cara terbaik memaknai HUT Kemerdekaan RI.
Tag
Berita Terkait
-
Melalui Budidaya Sorgum di Kabupaten Bogor, Bank Mandiri Perkuat Ekonomi Desa
-
Menyulut Kembali Spirit Sang Pelopor, Ratusan Warga NU Bogor Ziarah ke Maqbarah KH Abdurrahim Sanusi
-
Dedi Mulyadi Stop Kucuran Dana ke Pesantren, Bongkar Dugaan Hibah Titipan?
-
Gubernur Dedi Klarifikasi Terkait Video Viral Kades Wiwin, Hanya Salah Persepsi
-
Koepoe-Koepoe Sukses Pecahkan Rekor MURI, Kreativitas Ibu dan Anak Bersinar
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
Terkini
-
Diduga Rampas Sertifikat Jaminan Utang Rp500 Juta, Kades di Bekasi Terancam Dipolisikan
-
BRI Group Catat Lonjakan Tabungan Emas 13,7 Ton, Bukti Penguatan Ekosistem Bullion Nasional
-
Pengadilan Menangkan Konsumen, Perintahkan Dua Jam Tangan RM Senilai Rp 80 Miliar Diserahkan
-
BRI Peduli Hadirkan RVM di KOPLING 2025 untuk Edukasi dan Pengurangan Sampah Plastik
-
Kepala Sekolah di Bekasi 'Dipaksa' Belajar Mendalam: Nasib Pendidikan Jawa Barat Ditentukan