Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Sabtu, 25 Desember 2021 | 12:52 WIB
Seorang petani tomat di Bandung Barat membabat tengah membabat habis pohon tomat yang terserang hama. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Menjelang tutup tahun, para petani sayuran di wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) harus gigit jari. Sebab, tomat yang masa panennya tinggal hitungan jari malah terserang hama akibat cuaca buruk.

Seperti yang dialami Tihar Sopihan (50), petani asal Kampung Gendok, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, KBB.

Sebanyak 25 ribu batang pohon tomat miliknya terkena hama hingga membusuk, hingga gagal dipanen.

"Akibat cuaca ektrem, buah tomat dan pohonnya terkena hama," tutur Tihar pada Sabtu (25/12/2021).

Baca Juga: Viral Dihina Tak Tahu Tentang Iphone, Anak Petani Balas dengan Pamerkan Hal ini

Sebab gagal panen, Tihar akhirnya memilih membabat puluhan ribu tomat yang ditanam di lahan sekitar 1 hektare itu.

"Kan tomatnya pada kena hama semua, gagal panen. Ya, saya babat habis aja," ujar Tihar.

Alasan lain Tihar memutuskan untuk membabat tanaman tomat tersebut karena saat ini harga tomat dari tingkat petani sangat murah, sehingga jika dilanjutkan hingga panen, petani tetap akan mengalami kerugian.

"Sekarang harga tomat Rp 3 ribu, itu sangat murah jadi mending dibabat," ucap Tihar.

Tihar harus mengalami kerugian hingga Rp 70 juta akibat gagal panen tersebut. Jika dipaksakan dijual, dirinya meyakini tomat-tomat tersebut tidak akan ada yang menampung.

Baca Juga: Potret Kehidupan Petani Sayur di Balik Megahnya Stadion JIS

"Modal awalnya untuk menanam 25 ribu pohon tomat ini kan Rp 70 juta. Kalau diteruskan juga percuma akan gagal panen dan membutuhkan lagi biaya," terang Tihar.

Sebetulnya, kata dia, tanaman tomat ini bisa saja tidak dibabat. Namun jika tak ingin gagal panen maka membutuhkan biaya tambahan sekitar Rp 40 juta untuk perawatan dan membeli obat.

"Bisa dilanjutkan (tidak dibabat), tapi modalnya gak kuat karena harga obat sekarang mahal. Jadi harus nambah biaya, sedangkan modal sudah habis," pungkasnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More