SuaraJabar.id - Sebuah gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,6 mengguncang wilayah Banten pada Jumat (1/1/2022). Gempa Banten dengan kedalaman 10 kilometer itu getarannya bahkan dirasakan hingga daerah Tasikmalaya, Jawa Barat yang berjarak ratusan kilometer dari pusat gempa.
Wilayah Banten sendiri disebut masuk dalam wilayah Prisma Akresi, yakni wilayah yang rawan terjadi gempa bumi karena berada di atas pusat-pusat gempa.
Pakar dari Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Dr Iyan Haryanto mengatakan, wilayah ini merupakan kumpulan dari sesar-sesar naik atau sesar yang mengangkat akibat proses penumbukan atau penunjaman.
“Jika di Sumatera, Prisma Akresi ini muncul menjadi pulau, kalau di selatan Jawa belum membentuk pulau,” kata Iyan dikutip dari Antara, Rabu (19/1/2022).
Menurutnya, jika salah satu patahan menunjam ke bawah, maka di sisi satunya akan terangkat akibat proses penunjaman tersebut. Salah satu wilayah Indonesia yang berada di kawasan sesar akresi adalah Pulau Nias di Sumatera Utara.
Peristiwa gempa bumi yang terjadi akhir-akhir ini di selatan Jawa menurutnya menjadi pengingat bahwa Indonesia berada pada kawasan lempeng yang terus bergerak. Pergerakan lempeng tektonik, kata dia, menjadi pemicu terjadinya gempa bumi.
Pasalnya, kata dia, Indonesia berada pada batas-batas lempeng yang satu sama lain terus bergerak. Di sebelah barat, batas lempeng tersebut mulai dari sebelah barat Sumatera, lalu menerus ke selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Maluku.
Meski titik gempa di selatan Jawa kerap berada jauh dari daratan, menurutnya, masyarakat di daratan perlu tetap waspada. Karena menurutnya, sesar aktif di daratan juga berperan mempercepat rambatan getaran akibat gempa di lautan.
"Hal ini yang menjadi faktor mengapa suatu gempa bumi bisa terasa hingga wilayah yang cukup jauh dari titik gempanya," katanya.
Baca Juga: Gempa Susulan Bakal Sering Terjadi, Begini Penjelasan Peneliti BRIN
Maka dari itu, pengetahuan masyarakat akan mitigasi kebencanaan, menurutnya, harus diperkuat. Dia menilai minimnya pengetahuan mitigasi bencana akan berdampak fatal ketika bencana terjadi.
“Masyarakat yang ada di Pulau Jawa, khususnya, tidak bisa terhindar dari banyaknya peristiwa gempa bumi,” kata Iyan.
Tag
Berita Terkait
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Telepon Terakhir Anak 9 Tahun: Apa Pemicu Pembunuhan Sadis di Rumah Mewah Cilegon?
-
Darurat Sampah, Terpal Jadi Andalan Pemkot Tangsel
-
Gempa M 4,7 Guncang Sumbar, BMKG Ungkap Sudah Terjadi 16 Kali Sepekan
-
Belum Kering Luka Banjir, Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Aceh Siang Ini
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
Terkini
-
RUPSLB, Ini Susunan Dewan Komisaris dan Direksi BRI
-
Gara-Gara Lisa Mariana? Kuasa Hukum Atalia Jawab Ini di Sidang Cerai Ridwan Kamil
-
Kinerja Keuangan Solid, BRI Bagikan Dividen Interim Tahun Buku 2025
-
Gugatan Cerai Atalia Praratya Masuki Sidang Perdana, Begini Pesan untuk Ridwan Kamil
-
Program BRI Peduli Komitmen Salurkan Bantuan ke Lebih dari 40 Lokasi Bencana