SuaraJabar.id - Cuaca buruk menyebabkan nelayan Pangandaran tak bisa melaut. Kalau pun bisa, mereka hanya berani mencari melaut dengan jarak maksimal tujuh kilometer dari bibir pantai.
Dari pantauan pada Kamis (20/1/2022), terlihat perahu nelayan masih berjejer dan bersandar rapih di tepi.
Hal tersebut karena wilayah pantai selatan, intensitas curah hujannya tinggi dan juga disertai angin kencang serta petir.
Sehingga, mereka mengurungkan niatnya untuk melaut mengingat kondisi cuaca yang buruk.
Baca Juga: Sehari Tak Pulang dari Melaut, Seorang Nelayan Pasaman Barat Dilaporkan Hilang
“Dampaknya pendapatan para nelayan Pangandaran pun menjadi menurun,” ucap Udin Rasidin, salah seorang nelayan Pangandaran.
Kondisi cuaca yabf kurang bersahabat membuatnya dan nelayan Pangandaran yang lain tak bisa mencari ikan lebih dari tujuh kolometer dari bibir pantai.
“Terutama hujan angin yang disertai dengan petir. Hal itu tentunya sangat berbahaya bagi para nelayan,” katanya.
Udin menambahkan, biasanya jika kondisi cuaca sedang bagus, maka pendapatan per hari bisa di atas Rp 3 jutaan.
Biasanya jika kondisi cuaca stabil untuk melaut, jaraknya mencapai kurang lebih 15 sampai 20 kilometer dari bibir pantai.
Baca Juga: Cuaca Buruk, Final Piala Soeratin Sulsel Ditunda
Menurut Udin, dengan jarak tempuh tersebut, maka pendapatan para nelayan pun ada. Mengingat jarak tersebut hasil laut seperti ikan dan udang selalu ada.
“Namun saat ini pendapatan nelayan turun drastis. Bahkan terkadang pendapatan kosong sama sekali. Dan kondisi tersebut sudah satu pekan,” katanya.
Udin pun mengucapkan terima kasih kepada pihak BMKG yang sudah menginformasikan kondisi cuaca pantai selatan.
“Informasi itu tentu sangat membantu kami para nelayan. Sebab, menjadi salah satu barometer kami para nelayan saat akan melaut,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Demi Serap Penerimaan Negara di Sektor Perikanan Tangkap, Begini Dukungan Polri ke KKP
-
Peringatan BMKG Hujan Lebat hingga 10 Juli, Sejumlah Wilayah Masuk Kategori Siaga
-
Hujan Deras Tak Terduga! BMKG Ungkap Wilayah Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem
-
Rahasia Modifikasi Cuaca BMKG: Ini Cara Mereka Kendalikan Hujan
-
BMKG: Operasi Modifikasi Cuaca Bukan Penyebab Musim Kemarau Mundur, Dampaknya Tak Jangka Panjang
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- Asisten Pelatih Liverpool: Kakek Saya Dulu KNIL, Saya Orang Maluku tapi...
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Pengganti Elkan Baggott Akhirnya Dipanggil Timnas Indonesia, Jona Giesselink Namanya
- Berapa Harga Sepatu Hoka Asli 2025? Cek Daftar Lengkap Model & Kisaran Harganya
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 6 GB Terbaru Juli 2025, Multitasking Masih Lancar!
-
Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
-
Kata-kata Jordi Amat Usai Gabung ke Persija Jakarta
-
7 Rekomendasi Merek AC Terbaik yang Awet, Berteknologi Tinggi dan Hemat Listrik!
-
Daftar 7 Sepatu Running Lokal Terbaik: Tingkatkan Performa, Nyaman dengan Desain Stylish
Terkini
-
Piala Presiden 2025: Polda Jabar Terjunkan 2.632 Personel, Libatkan Jibom Amankan Si Jalak Harupat
-
8 Link DANA Kaget 3 Juli 2025, Segera Klaim Saldo DANA Gratis Hingga Rp500 Ribu
-
Welas Asih Nama Baru RSUD Al-Ihsan, Dedi Mulyadi Beberkan Maksud di Baliknya
-
Gempa Frekuensi Rendah di Tangkuban Parahu Tembus Rekor: Aktivitas Masih Normal
-
Hadapi Ancaman Sesar Aktif, Warga Kabandungan Dilatih Penyelamatan Diri dari Gempa Bumi