"Bahkan pemilik televisi pertama di Cimahi, sehingga warga Kalidam dan Gatsu sering nonton TV di toko Kim Kim," kata Machmud.
Jadi Bulan-bulanan Setelah Kemerdekaan RI Tahun 1945
Pada zaman kemerdekaan, tepatnya ketika memasuki masa bersiap tahun 1945-1946, peranakan Tionghoa dan yang lainnya ainnya menjadi sasaran kemarahan kelompok atau laskar pemuda.
Ketika itu kelompok pribumi tiba-tiba menjadi buas. Orang-orang Belanda dan Tionghoa yang kalau itu masih tinggal di Cimahi jadi sasaran serangan kelompok warga.
Kemudian menurut cerita warga zaman dulu, terang Machmud, di sudut Jalan Kaum juga dulunya dijadikan tempat pembantaian warga asing oleh para pemuda. Di mana ketika itu ditengah euforia kemerdekaan, warga asing yang ada di Cimahi dibawa ke tempat tersebut untuk dibantai.
"Di zaman kemerdekaan, saat masa bersiap, antara 1945-1946, warga Tionghoa yang kaya menjadi salah satu sasaran kelompok pemuda atau laskar," terang Machmud.
Jadi Korban Sasaran Saat Orde Lama
Insiden yang membuat kemarahan etnis Tionghoa terjadi ketika memasuki orde lama. Ketika itu ada salah seorang warga Tionghoa yang disebut menjadi korban penembakan.
"Warga Tionghoa protes. Beberapa hari gak dimakamkan, ada hari duka cita. Ada perundingan juga," ujar Machmud.
Baca Juga: Rayakan Imlek, Vihara Amurwa Bhumi Graha Bandar Lampung Bagi 3 Ribu Angpau
Selang beberapa hari, kesalahpahaman itu akhirnya bisa diredam. Namun setelah itu etnis Tionghoa malah tersudutkan oleh orang-orang pribumi. Bahkan tahun 1963, sebuah toko milik Kim Kim yang tak lain pemilik televisi pertama di Cimahi menghilang sejak terjadinya kerusuhan rasial di Cimahi yang diperkirakan terjadi tahun 1963-an.
Ditambah lagi dengan peristiwa G30SPKI, yang membuat keturunan Tionghoa banyak yang tersingkir. Sejak saat itulah warga Tionghoa lebih banyak menghindar, tidak bergaul dengan orang-orang pribumi.
Namun diperkirakan setelah tahun 1970-an, orang-orang Tionghoa kembali bergaul lagi dengan warga Cimahi lainnya, dan sampai saat ini hidup berdampingan saling menjaga kerukunan.
"Tahun 1980-an saya banyak punya teman orang China. Bergaul biasa saja, tidak ada yang beda," tukas Machmud.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
5 Fakta Viral Video Syur Cewek Jubir Morowali vs Pria China, Durasi 7 Menit dan 55 Detik!
-
Viral Video Syur Cewek Jubir Morowali vs Pria China, Linknya Diburu Netizen!
-
Media Belanda Bahas Peran Sepak Bola dalam Kemerdekaan Indonesia, Singgung Tuntutan PSSI
-
Sinopsis The Vendetta of An, Drama China Terbaru Cheng Yi dan Liu Yi Jun
-
Sinopsis Spying, Drama Thriller China Terbaru Xiao Zhan dan Zhou Yu Tong
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Bak Langit dan Bumi! Gaji Anggota DPR RI vs Eks Bek Milan di Parlemen Georgia
-
Saham Jeblok, Bos Danantara Ungkap Soal Isu Ambil Alih BCA Secara Gratis
-
Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
Terkini
-
Jangan Sampai Terlewat! Ini Jadwal dan Cara Daftar Jabar Media Summit 2025
-
Menteri LHK Sentil Pemprov Jabar, Sebut Proyek Sampah Lulut Nambo Monumen Mangkrak 1 Dekade
-
Jabar Media Summit 2025: Ikhtiar Media Lokal Bertahan di Tengah Gempuran Disrupsi Digital dan AI
-
Dukung Akselerasi Ekonomi Kreatif Lokal, Bank Mandiri Tegaskan Komitmen dalam Road to INACRAFT
-
Teladan Sejati, Kisah H. Usa: Ulama Ciseeng yang Danai Pejuang hingga Wakafkan Seluruh Hartanya