Scroll untuk membaca artikel
Nur Afitria Cika Handayani
Jum'at, 04 Februari 2022 | 14:54 WIB
ilustrasi dokter dan perawat [shutterstock]

SuaraJabar.id - Dokter adalah salah satu profesi yang mentereng dan dihormati di manapun, termasuk di Indonesia. Selain terpandang, gaji dokter pun di atas rata-rata.

Biro Statistik Tenaga Kerja menyebutkan gaji sejumlah dokter dengan keahlian tertentu di Indonesia bisa mencapai Rp 3 miliar per tahun. Mau tahu profesi dokter dengan gaji paling tinggi? Simak artikel berikut ini yuk.

1. Ahli Anestesi

Ahli anestesi menjadi profesi dokter yang paling banyak mendapatkan gaji. Mereka bertugasnya memberikan anestesi sebelum, selama, atau setelah operasi atau prosedur medis lainnya.

Baca Juga: Indonesia Masuki Gelombang Ketiga Pandemi, IDI: Mulai Banyak Dokter Terpapar Covid-19 Lagi

Meskipun kelihatannya tak terlalu rumit, ahli anestesi ternyata perlu sangat hati-hati menyuntikkan anestesi pada pasiennya. Gaji yang bisa dikumpulkan dalam waktu satu tahun yakni rata-rata USD267.020 atau Rp 3,7 miliar.

2. Ahli Bedah

Dokter yang satu ini bertugas mengobati penyakit, cedera, dan kelainan bentuk dengan metode bedah. Gajinya menakjubkan, rata-rata mencapai USD255.110 per tahun atau Rp 3,6 miliar.

3. Ahli Bedah Oral  

Profesi dokter satu ini melakukan operasi dan prosedur terkait pada jaringan keras dan lunak dari daerah mulut dan maksilofasial.

Baca Juga: Dokter Erlina Yakin Sebagian Besar Kasus Infeksi Covid-19 di Indonesia Disebabkan Varian Omicron

Gajinya setahun bisa untuk membeli rumah mewah atau mobil sport mahal lho, yakni rata-rata USD242.370 atau Rp3,4 miliar.

4. Ahli Obstetri dan Ginekologi

Kita bisa memanggil dokter ini sebagai dokter kandungan. Kerja mereka adalah menyediakan perawatan medis yang berkaitan dengan kehamilan atau persalinan dan mendiagnosis, merawat, dan membantu mencegah penyakit wanita.

Mereka bisa mengumpulkan uang rata-rata USD238.320 per tahun atau Rp3,3 miliar.

5. Psikiater

Psikiater adalah dokter dengan  kemampuan spesialisasi dalam diagnosis dan penanganan gangguan emosional. Psikiater menangani masalah gangguan jiwa ringan hingga berat.

Karena pekerjaan mereka rumit dan berhubungan dengan kesehatan mental yang kini banyak jadi perhatian, gaji psikiater per tahun pun sangat tinggi yakni rata-rata USD220.380 atau Rp3,1 miliar.

6. Dokter Umum

Jangan sepelekan dokter umum. Mereka ternyata bisa mendapat penghasilan jauh lebih tinggi dari dokter bedah lho. Jasa mereka dalam setahun bisa dihitung yakni USD211.780 atau nyaris Rp 3 miliar.

7. Ahli Bedah

Tidak semua dokter bisa melakukan tindakan bedah. Untuk kegiatan operasi, ahli bedah yang wajib turun tangan.

Mereka juga biasanya masuk spesialisasi ahli imunologi, ahli saraf, ahli patologi, dan ahli radiologi. Gajinya tak main-main, yakni rata-rata USD203.880 per tahun atau Rp2,8 miliar.

8. Internis

Internis biasa dikenal dengan dokter penyakit dalam menempuh pendidikan cukup lama untul spesialisnya.

Mereka harus menyelesaikan pendidikan spesialis selama 4-5 tahun untuk mempelajari bagaimana mencegah, mendiagnosis, dan merawat penyakit yang menyerang orang dewasa.

Tak heran jika dokter penyakit dalam di Indonesia diganjar gaji besar, rata-rata USD196.490 per tahun atau Rp2,7 miliar.

9. Dokter Anak

Dokter anak bertugasnya lebih spesifik ketimbang dokter umum, yakni mendiagnosis, merawat, dan membantu mencegah penyakit dan cedera anak-anak.  

Gaji mereka juga lumayan lho, yakni rata-rata USD183.240 setahun atau Rp2,5 miliar nyaris Rp2,6 miliar.

10. Dokter Gigi

Dokter satu ini kerap menjadi “momok” pasien, terutama anak-anak. Ya, dokter gigi biasanya dianggap “menakutkan” bagi sebagian anak kecil.

Namun karena saking pentingnya keahlian sang dokter, dokter gigi bisa meraih penghasilan rata-rata USD175.840 atau Rp2,4 miliar setahun.

Itulah beragam gaji dokter di Indonesia. Dari rincian tersebut, dapat disimpulkan bahwa besaran gaji dokter di Indonesia sangat beragam.

Selain dari jabatannya, perbedaan gaji juga bisa disebabkan dari spesialisasi yang diambil, instansi tempat bekerja, atau tempat penempatan praktek tersebut.

Kontributor : Alan Aliarcham

Load More