Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 10 Februari 2022 | 19:30 WIB
Warga sulit dapatkan minyak goreng di minimarket. Setelah kebijakan pemerintah menurunkan harga, keberadaan minyak goreng di Kabupaten Bandung menjadi langka. [Ayobandung.com/Irfan Al-Faritsi]

SuaraJabar.id - Minyak goreng menjadi barang langka di Kabupaten Bandung usai pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi atau HET minyak goreng sebesar Rp 14 ribu per liter.

Alih-alih dibanderol dengan harga murah, warga di Kabupaten Bandung kini kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng. Bahkan setelah mencarinya di beberapa minimarket.

Kelangkaan minyak goreng tersebut terjadi hampir di sejumlah minimarket yang ada di Soreang, Kabupaten Bandung.

"Saya sudah mendatangi beberapa minimarket, tidak ada minyak goreng," ujar Enung, salah seorang warga, Kamis (10/2/2022).

Baca Juga: Operasi Pasar Murah Minyak Goreng di Cimahi Malah Bikin Ketua RT dan RW Bingung, Ini Penyebabnya

Mencari minyak di minimarket kata Enung supaya bisa mendapatkan harga yang murah atau sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebagaimana ketetapan pemerintah.

"Tapi minyaknya tidak ada," ucapnya.

Di pasaran kata dia saat ini harga minyak goreng jauh melebihi HET yang ditetapkan pemerintah. Bahkan bisa mencapai dua kali lipat lebih.

"Di pasar harganya masih mahal," ujarnya.

Hal senada dikatakan oleh Rianti, warga Soreang lainnya. Dia mengatakan dalam beberapa hari terakhir kesulitan mendapat minyak goreng yang sesuai dengan HET Rp 14 ribu per liter.

Baca Juga: Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana Klaim Stok Minyak Goreng Aman, Fakta di Pasaran Masih Langka

"Sudah beberapa hari ini susah minyak goreng. Di minimarket juga jarang ada," katanya.

Dia berharap agar pemerintah segera turun tangan mengatasi masalah ini.

"Masyarakat itu inginnya barang tetap ada dengan harga murah. Percuma harga murah juga kalau barangnya susah didapat," katanya.

Load More