Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 14 Februari 2022 | 13:16 WIB
ILUSTRASI - Seorang pekerja tengah mengiris tahu. Di Kota bandung, perajin tahu dan tempe mengancam akan menggelar aksi mogok produksi akibat harga kedelai yang terus naik. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJabar.id - Harga bahan baku tahu dan tempe, yakni kacang kedelai kembbali mengalami kenaikan. Kondisi ini membuat produsen tahu dan tempe kelimpungan dan mengancam akan menggelar aksi mogok.

Di Kota Bandung, par perajin tahu yang tergabung dalam Paguyuban Pengrajin Tahu mengancam mogok produksi pada 21 hingga 23 Februari 2022.

Salah satu perajin tahu, Rizal mengatakan, Paguyuban Perajin Tahu sudah menyampaikan rencana aksi mogok produksi tersebut ke pihak kepolisian.

"Semoga dengan aksi mogok ini bisa ada tindak lanjut dari pemerintah agar harga kedelai turun," ujar Rizal saat ditemui, Senin (14/2/2022).

Baca Juga: Terjadi Sembuaran Asap di Kawah Ratu, Begini Nasib Kunjungan Wisata di Gunung Tangkuban Parahu

Dijelaskan Rizal, pihaknya sempat melakukan aksi Demo pada pertengahan 2020 namun tidak ada tanggapan berarti dari pemerintah.

"Dulu juga pas demo naik di angka Rp 11 ribu (harga kedelai), Selama setahun ini harga naik terus gak stabil," katanya.

Menurutnya, kenaikan harga bahan baku berimbas kepada produksi tahu yang harus dikurangi agar tidak merugi dan tetap bisa dijual kepada konsumen ini merugikan banyak pengrajin tahu.

"Dampaknya harus mengurangi produksi, karena nilai jual kurang karena saya harus menyesuaikan dengan harga. Januari ini kemarin di Rp10.500 terus sampai Rp 11.500 per kilogram," tuturnya.

Selain itu, Rizal terpaksa harus menaikkan harga jual meski banyak dikomplain oleh pembeli. Dari kapasitas produksi 5 ton, dia harus mengurangi jumlah karyawan demi menekan ongkos produksi.

"Ya, gimana karyawan yang biasa memproduksi harus dikurangi, demi menekan ongkos produksi juga. Sekarang sekotak besar di jual Rp 53.000," tuturnya.

"Udah harga kedelai naik, harga plastik pembungkus tahu juga naik jadi Rp 4.000 per kilogram," katanya.

Load More