SuaraJabar.id - Kasus aktif COVID-19 di Jawa Barat menjadi yang tertinggi di Indonesia. Hal tersebut berdasarkan data dari situs covid19.go.id pada Jumat (18/2/2022).
Berdasarkan data itu, kasus aktif COVID-19 di Jawa Barat mencapai 157.321, disusul DKI Jakarta dengan 77.291, dan Banten mencapai 68.225.
Mencoba memutus rantai penyebaran COVID-19 di Jawa Barat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berbagi masker ke 20 titik di Kota Bandung yang rawan akan timbulnya kerumunan.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan pembagian masker di Kota Bandung itu merupakan bagian dari program berbagi 15 juta masker hingga bulan Mei 2022 di seluruh Indonesia.
"Kita terus dilaksanakan di daerah lain. BNPB menargetkan 15 juta masker sampai bulan Mei 2022. Ini tidak dibagi rata, tetapi melihat kasus meningkat kita datang. Untuk Jabar, itu sekitar 1 juta masker," kata Suharyanto di Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (19/2/2022) dikutip dari Antara.
Pembagian masker menurutnya salah satu upaya agar masyarakat lebih patuh protokol kesehatan. Pada penanganan COVID-19, selain vaksin, kunci utama penanggulangannya yaitu patuh protokol kesehatan.
"Salah satu upaya kita sebagai bangsa, melawan virus varian ini. Gencarkan vaksinasi juga tegakan protokol kesehatan. Memakai masker, kami galakan dengan memberikan masker," katanya.
Adapun 20 titik pembagian masker tersebut di antaranya, Pasar Kordon Buah Batu, Pasar Anyar, Stasiun Kereta Kebon Kawung, Pasar Palasari, Pasar Kosambi, Pasar Leuwipanjang, Terminal Cicaheum.
Kemudian di Pasar Cijerah, Pasar Ujungberung, Metro Indah Mall, Pasar Caringin dan IP Pasirkaliki, Pasar Kiaracondong, Pasar Sederhana, Pasar Sadang Serang, Pasar Suci, Pasar Ciwastra, Pasar Gedebage, Pasar Andir, dan Pasar Simpang Dago.
Di setiap titik, menurutnya BNPB dan Pemkot Bandung membagikan sebanyak 10.000 masker. Pembagiannya melibatkan 40 anggota Bhabinkamtibmas, 40 anggota BPBD Provinsi Jawa Barat, 40 orang relawan BKR Satgas COVID-19, dan petugas dari Pemkot Bandung.
Sementara itu, Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan sejumlah titik yang dipilih dominan merupakan pasar. Menurutnya pasar menjadi salah satu titik yang rawan pelanggaran protokol kesehatan.
"Masukan dari BNPB kepatuhan pasar relatif rendah. Di sana juga ada keramaian," kata Yana.
Baca Juga: Underpass Sriwijaya Senilai Rp 84 Rampung dan Siap Diresmikan, Pemkot Cimahi: Jangan Ada Vandalisme!
Berita Terkait
-
Dedi Mulyadi Tegur Lucky Hakim yang Liburan ke Jepang Tanpa Izin: Lain Kali Bilang Yah
-
Bolehkah Membangun Masjid dengan Dana Pinjaman? Dedi Mulyadi Singgung Al Jabbar
-
7 Fakta Menarik Masjid Al Jabbar, Disebut Dibangun Dengan Utang Rp3,4 Triliun
-
Libur Lebaran, Kawasan Wisata Puncak Macet Total
-
Mengenal Masjid Al Jabbar Karya Ridwan Kamil, Utang Pembangunannya Dibongkar Dedi Mulyadi
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
-
Duh! Nova Arianto Punya Ketakutan Sebelum Susun Taktik Timnas Indonesia U-17 Hadapi Yaman
-
Bukan Inter Milan, Dua Klub Italia Ini Terdepan Dapatkan Jay Idzes
Terkini
-
Cari Titik Temu, Bupati Bogor Ajak Duduk Bersama Bahas Isu Viral Kades Minta THR
-
BRI Terapkan Prinsip ESG untuk Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Bertanggung Jawab
-
BRI Berikan Tips Keamanan Digital: Waspada Kejahatan Siber Saat Idulfitri 1446 H
-
Program BRI Menanam Grow & Green: Meningkatkan Ekosistem dan Kapasitas Masyarakat Lokal
-
Dedi Mulyadi Skakmat PTPN: Kenapa Tanah Negara Disewakan, Perkebunannya Mana?