SuaraJabar.id - Tahu dan tempe menghilang dari sejumlah pasar tradisional di Kota Cimahi. Hal itu diduga sebagai imbas mogok produksi yang dilakukan perajin tahu tempe untuk menyikapi mahalnya harga bahan baku tahu dan tempe, kacang kedelai.
Berdasarkan pantauan Suara.com pada Senin (21/2/2022) di Pasar Atas Baru, Kota Cimahi, tidak ada satupun tahu dan tempe disajikan di lapak kios. Dua komoditas itu kemungkinan akan menghilang hingga tiga hari ke depan mengingat rencananya mogok produksi akan berlangsung hingga Rabu (23/2/2022).
"Sebetulnya udah tahu mau ada mogok, tapi ke sini siapa tahu masih ada tapi ternyata kosong," kata Ririn Nur Febriani (36).
Ia berharap aksi mogok produksi ini segera berakhir. Sebab, sebelumnya Ririn tak membeli stok tahu dan tempe sehingga persediaan dua komoditas di rumahnya saat ini tidak ada sama sekali.
"Sebelumnya enggak sempet nyetok, jadi sekarang kosong di rumah," ucap Ririn.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi UMKM dan Perindustrian (Disdagkoperind) Kota Cimahi Dadan Darmawan mengakui, berdasarkan pemantauan hari ini tahu dan tempe menghilang di semua pasar tradisional yang dikelola Pemkot Cimahi.
"Tadi kami sudah melakukan pemantauan, dan untuk tahu dan tempe praktis tidak ada. Pedagang tutup, tidak jualan," kata Dadan.
Dadan mengaku pihaknya tak bisa berbuat banyak dengan kenaikan harga kedelai yang membuat pengrajin menghentikan sementara produksinya. Imbasnya, pasokan tahu dan tempe ke pasar tradisional pun tidak ada.
"Kami tidak bisa berbuat banyak, karena memang kewenangan kami terbatas," ucap Dadan.
Baca Juga: Mulai Hari Ini Pengrajin Tahu Tempe di Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi Mogok Produksi
Sebelumnya diberitakan, tahu dan tempe dikhawatirkan bakal absen diperdagangkan atau sulit ditemui di Kota Bandung besok. Penyebabnya, perajin tahu tempe Kota Bandung bakal menggelar aksi mogok produksi pada Senin hingga Rabu, 21-23 Februari 2022.
Rizal, perajin tahu yang bergabung dalam Paguyuban Pengrajin Tahu mengatakan, aksi ini dilakukan untuk memprotes harga kedelai naik. Aksi dilakukan dengan harapan pemerintah bisa membantu menekan harga kedelai.
"Semoga dengan aksi mogok ini bisa ada tindak lanjut dari pemerintah agar harga kedelai turun," ujar Rizal belum lama ini.
Menurutnya, kenaikan harga bahan baku kedelai berimbas kepada produksi tahu. Jumlah tahu yang harus dikurangi agar tidak merugi dan tetap bisa dijual kepada konsumen ini merugikan banyak perajin.
"Dampaknya harus mengurangi produksi, karena nilai jual kurang karena saya harus menyesuaikan dengan harga. Januari ini kemarin di Rp10.500 terus sampai Rp11.500 per kilogram," ungkapnya.
Selain itu, Rizal mengaku terpaksa harus menaikkan harga jual meski banyak dikomplain oleh pembeli. Dari kapasitas produksi 5 ton, dia juga harus mengurangi jumlah karyawan demi menekan ongkos produksi.
Berita Terkait
-
Disarankan Profesor IPB: Ini Cara 'Melatih' Sistem Imun Anda dengan Makanan Fermentasi
-
12 Resep Orek Tempe Pedas Manis yang Enak dan Gampang Dibuat
-
Mau Kulit Cerah? Ini Rekomendasi Skincare dengan Soybean yang Wajib Dicoba!
-
Jangan Diremehin! Ini 5 'Rahasia Sakti' Tahu yang Bikin Badan Lebih Sehat
-
4 Pelembab Kandungan Kedelai Ampuh Jaga Elastisitas Kulit dan Lawan Kerutan
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Cirebon Darurat! Banjir Rendam 22 Desa, Lebih dari 6.500 Warga Terdampak
-
Rute Eksotis Jakarta-Cianjur Batal Dilayani KA Jaka Lalana, Ternyata Ini Penyebabnya
-
Iwan Suryawan Minta Pejabat Jabar Gugurkan Cuti Massal Nataru, Prioritaskan Siaga Cuaca Ekstrem
-
Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci BRI untuk Menaikkelaskan UMKM
-
Bye-bye Macet Limbangan! Target Tuntas Tol Cigatas Tembus Garut-Tasik 2027