SuaraJabar.id - Pengamat Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Cimahi, Leni Evangalista Marliani menilai pemerintah kebingungan menghadapi harga minyak goreng saat ini.
Pasalnya, kebijakan yang diputuskan pemerintah untuk menyikapi mahalnya harga minyak goreng malah menimbulkan gejolak di kalangan masyarakat.
Leni mencontohkan, ketika pemerintah memutuskan untuk membuat Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng dari semua jenis. Namun pada akhirnya minyak goreng malah sulit sekali didapat masyarakat.
"Pemerintah akhirnya kan bingung sendiri. Akhirnya pemerintah karena udah pusing nih karena pasokannya udah enggak ada, ya udah akhirnya melepas harga minyak gorengnya ke harga pasar," kata Leni saat dihubungi Suara.com pada Sabtu (26/3/2022).
Baca Juga: Warga Pekanbaru Tertipu, Dikira Bagi-bagi Minyak Goreng, Ternyata Deklarasi Pendukung Jokowi
Ia menjelaskan, tingginya harga minyak saat ini memang dikarenakan harga Crude Palm Oil (CPO) yang mahal. Namun keberadaan mafia-mafia pun ikut berperan terkait kisruh minyak goreng saat ini.
Kondisi itu terlihat ketika HET minyak goreng ditetapkan dimana barangnya sulit didapat. Kini ditambah permasalahan baru pun muncul lagi ketika pemerintah memutuskan mencabut HET minyak goreng premium ke mekanisme harga pasar.
Stok minyak goreng kemasan tiba-tiba melimpah namun harganya cukup membuat masyarakat menjerit. Rata-rata pedagang kini menjual Rp 24 ribu lebih per liter.
Sangat jauh dibandingkan dengan HET sebelumnya yang sudah dicabut yakni Rp 14 ribu per liter. Fenomena pun beralih dimana masyarakat mulai menggunakan minyak curah dengan harga yang lebih murah.
Disaat masyarakat beralih ke minyak goreng curah lantaran harganya murah, malah komoditas tersebut kini yang sulit didapat. Antrean kerap terlihat di agen-agen penjualan minyak curah seperti di Kota Cimahi dan Bandung Barat.
Baca Juga: Indonesia Heboh dengan Harga Minyak Goreng, di Negera Tetangga Singapura Dijual Rp47 Ribu Per Liter
"Kalau ada subsidi pemerintah ini kan mafia-mafia yang menimbun minyak itu kemungkinan akan muncul. Jadi minyaknya akan disimpan, ditimbun untuk dijual lagi. Sekarang berjuangnya dengan para penimbun," sebut Leni.
Berita Terkait
-
Gelombang PHK Mengintai: Tarif Trump Hantam Buruh Indonesia!
-
Pemerintah Beberkan Nasib Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih
-
Guru Sekolah Rakyat Dikontrak, Kualitas Pendidikan Terancam?
-
Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
-
Katanya Mau Buka 19 Juta Lapangan Kerja, Tapi Kok yang Ada Malah PHK Terus?
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Rekrutmen Guru Sekolah Rakyat Sudah Dibuka? Simak Syarat dan Kualifikasinya
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
Pilihan
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
Terkini
-
Tragedi di RSHS, Dokter Residensi Rudapaksa Keluarga Pasien! Ini Fakta yang Diungkap Polisi
-
BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Sukses Bawa Parfum Produksi Sidoarjo Go Global: Korea, Amerika, dan Nigeria
-
Modal Semangat dan Keberanian, Suryani Buktikan Perempuan Bisa Naik Kelas
-
Lucky Hakim Liburan ke Jepang Tuai Kritik, Dedi Mulyadi Sentil Soal Etika Pejabat!
-
Cari Titik Temu, Bupati Bogor Ajak Duduk Bersama Bahas Isu Viral Kades Minta THR