SuaraJabar.id - Seorang petani berusia 73 tahun berhasil menyelamatkan diri setelah dirinya terseret tanah longsor di areal persawahan, Kecamatan Malangbong, Garut, Selasa (5/4/2022).
Dari keterangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, bencana tanah longsor tersebut terjadi di areal pertanian yang di sekitarnya ada tiga petani. Mereka nyaris menjadi korban dalam musibah itu.
"Mereka sedang bertani, tapi Alhamdulillah, tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Satria Budi dikutip dari Antara.
Ia menuturkan lokasi tanah longsor di Kampung Cibentang, Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, itu jauh dari pemukiman rumah penduduk, meski begitu masyarakat, khususnya yang sering bertani agar selalu waspada terhadap ancaman bencana.
Longsor di areal pertanian itu, kata dia, diduga akibat adanya saluran air yang tersumbat, namun informasi lebih lanjutnya Dinas Pertanian Kabupaten Garut akan melakukan pemeriksaan dan menghitung kerugian akibat longsor itu.
"Alhamdulillah, sekarang lagi asesmen oleh Dinas Pertanian akibat kejadian tersebut, informasinya, ada saluran yang tersumbat," katanya.
Seorang korban selamat dari longsor, Ruhiyah (73) warga Kampung Saktijaya, Desa Sanding, Malangbong mengatakan sebelum kejadian sempat mendengar suara gemuruh, kemudian datang longsor.
Dirinya sempat terseret, beberapa kali terjatuh, dan sempat juga tertimbun kemudian kembali terseret oleh longsor hingga akhirnya bisa merangkak ke tempat yang aman lalu diselamatkan oleh warga.
"Nenek terus saja merangkak, menjauh," katanya.
Baca Juga: Tanah Longsor Melanda Kota Malang, Enam Rumah Warga Terdampak
Selain Ruhiyah, ada juga warga lainnya yang juga terdampak bencana tanah longsor yakni Suhanda (50) dan Sumarni (57) warga Desa Sanding.
Pengakuan Sumarni, material longsor itu tidak menimbunnya, hanya menyeretnya seperti air sampai beberapa meter hingga akhirnya longsor berhenti lalu lari ke tempat aman.
"Seperti terbawa air, pas sudah jauh lalu tanahnya berhenti," katanya.
Kepala Desa Sanding Heri Supriadi mengatakan longsor tersebut merusak puluhan petak sawah milik warga sekitar dengan luas lahan sekitar 3 hektare.
Adanya longsor itu, kata dia, jajarannya mengimbau masyarakat yang biasa bertani untuk tidak beraktivitas di sawah karena khawatir terjadi longsor susulan.
"Tanahnya masih labil, ditakutkan ada longsoran susulan, kami imbau masyarakat tidak beraktivitas di sawah dulu," kata Heri.Ia menuturkan lokasi tanah longsor di Kampung Cibentang, Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, itu jauh dari pemukiman rumah penduduk, meski begitu masyarakat, khususnya yang sering bertani agar selalu waspada terhadap ancaman bencana.
Longsor di areal pertanian itu, kata dia, diduga akibat adanya saluran air yang tersumbat, namun informasi lebih lanjutnya Dinas Pertanian Kabupaten Garut akan melakukan pemeriksaan dan menghitung kerugian akibat longsor itu.
"Alhamdulillah, sekarang lagi asesmen oleh Dinas Pertanian akibat kejadian tersebut, informasinya, ada saluran yang tersumbat," katanya.
Seorang korban selamat dari longsor, Ruhiyah (73) warga Kampung Saktijaya, Desa Sanding, Malangbong mengatakan sebelum kejadian sempat mendengar suara gemuruh, kemudian datang longsor.
Dirinya sempat terseret, beberapa kali terjatuh, dan sempat juga tertimbun kemudian kembali terseret oleh longsor hingga akhirnya bisa merangkak ke tempat yang aman lalu diselamatkan oleh warga.
"Nenek terus saja merangkak, menjauh," katanya.
Selain Ruhiyah, ada juga warga lainnya yang juga terdampak bencana tanah longsor yakni Suhanda (50) dan Sumarni (57) warga Desa Sanding.
Pengakuan Sumarni, material longsor itu tidak menimbunnya, hanya menyeretnya seperti air sampai beberapa meter hingga akhirnya longsor berhenti lalu lari ke tempat aman.
"Seperti terbawa air, pas sudah jauh lalu tanahnya berhenti," katanya.
Kepala Desa Sanding Heri Supriadi mengatakan longsor tersebut merusak puluhan petak sawah milik warga sekitar dengan luas lahan sekitar 3 hektare.
Adanya longsor itu, kata dia, jajarannya mengimbau masyarakat yang biasa bertani untuk tidak beraktivitas di sawah karena khawatir terjadi longsor susulan.
"Tanahnya masih labil, ditakutkan ada longsoran susulan, kami imbau masyarakat tidak beraktivitas di sawah dulu," kata Heri.
Berita Terkait
-
Kronologi Mencekam Penyerbuan Rumah Uya Kuya: Menit per Menit Pagar Dijebol Hingga Harta Dijarah
-
Penyaluran KUR Tembus Rp156 Triliun, Pemerintah Kini Sasar Perumahan & Petani!
-
Bos BUMN: Ketahanan Pangan Bukan Hanya Soal Ketersediaan Pupuk
-
Harga Beras Mahal Justru Tak Buat Petani Sejahtera
-
Biang Kerok Harga Beras Mahal, Bukan Hanya Petani yang Untung
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
Terkini
-
SMAN 1 Bandung Siapkan 'Senjata' Hadapi Kasasi Sengketa Lahan
-
Ibu Diduga Bunuh 2 Anak Lalu Gantung Diri di Bandung
-
Libur Maulid di Puncak: Ratusan Polisi Disiagakan, Skema Ganjil Genap-One Way Berlaku
-
Nabati Group Bertumbuh Bersama Bank Mandiri, Jaga Irama Pertumbuhan Global
-
Kebebasan Akademik di Unisba Terancam? Menteri HAM Datang