Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Selasa, 17 Mei 2022 | 19:41 WIB
Dokter hewan memeriksa kesehatan hewan sapi di salah satu lokasi peternakan di Jakarta, Kamis (12/5/2022). [ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga]

SuaraJabar.id - Mencegah dan mengendalikan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang melanda hewan ternak, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat membentuk tim satuan tugas (satgas) dan crisis center.

"Kami membentuk 'crisis center' dan satgas, yang kami harapkan akan bisa mengendalikan penyakit ini," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman.

Menurut Helmi, Pemkab Garut sejauh ini telah mengambil langkah antisipasi dengan menurunkan tim kesehatan hewan dari Dinas Perikanan, Peternakan, dan Kelautan Kabupaten Garut dengan memeriksa semua hewan ternak jenis sapi maupun domba.

Selanjutnya, kata dia, Pemkab Garut membentuk tim khusus atau satgas dengan melibatkan unsur dari kepolisian yang bertugas menangani langsung penyebaran, pengendalian, pengobatan terhadap hewan ternak yang terdampak wabah PMK.

Baca Juga: Wabah PMK Jadi Ujian Besar Peternak Hewan di Pandeglang, Pemerintah Diminta Setop Hewan Ternak dari Luar Daerah

"Satgas ini ada dari pemerintah daerah, ada juga dari kepolisian," katanya.

Ia menyampaikan berdasarkan laporan di lapangan ada 517 sapi yang sejak beberapa hari ke belakang terjangkit wabah PMK dengan kondisi mulutnya berliur, serta kuku melepuh.

Tim satgas itu, kata dia, sudah diterjunkan untuk memantau terus setiap perkembangan hewan ternak yang sudah menunjukkan gejala terjangkit agar tidak menular ke hewan lainnya.

"Kami turunkan dokter hewan yang bisa memilah bisa membedakan, mana yang aman untuk masyarakat mana yang tidak," katanya.

Selain itu, lanjut dia, hewan ternak yang terjangkit wabah tersebut tidak akan menular ke manusia, begitu juga daging dari hewan tersebut aman untuk dikonsumsi.

Baca Juga: Pemprov DKI Upayakan Tekan Kenaikan Harga Daging Akibat Wabah PMK

"Kepada masyarakat pula bahwa PMK ini jenis virus yang tidak menyerang manusia, kalau dimasak (dagingnya) tidak akan menjadi penyakit," katanya [ANTARA]

Load More