SuaraJabar.id - Warna Sungai Cimeta di Kabupaten Bandung Barat (KBB) mendadak berubah menjadi warna merah. Belum diketahui jelas penyebab warna air sungai tersebut menjadi merah.
Fenomena air sungai berwarna merah itu terlihat oleh warga pada Senin (30/5/2022) pagi di sejumlah desa di Padalarang, Bandung Barat yang dilewati Sungai Cimeta yang merupakan anak Sungai Citarum. Seperti Desa Tagog Apu dan Campakamekar.
Berdasarkan pantauan, aliran air Sungai Cimeta yang berubah menjadi warna merah menyerupai darah mulai dijumpai dari wilayah Desa Tagog Apu hingga Campakamekar. Bahkan diperkirakan sampai ke wilayah Kecamatan Cipatat.
"Saya tadi pagi jam 6 lewat warnanya belum merah. Tapi pas saya lewat lagi jam 6 lebih udah jadi merah," tutur Ani Mulyani (42), salah seorang warga Desa Tagog Apu di lokasi.
Ia belum mengetahui penyebab air Sungai tiba-tiba berubah menjadi warna merah. Apalagi fenomena tersebut baru dijumpai warga.
"Saya dari kecil di sini, tapi baru sekarang lihat airnya jadi warna merah," ujar Ani.
Sementara itu terpantau Babinsa Desa Campakamekar, Satgas Citarum Harum dan BPBD Bandung Barat yang melakukan pengecekan dan menelusuri penyebab air Sungai Cimeta yang berubah menjadi warga merah.
Babinsa Desa Campakamekar, Serka Nana Herdiaman mengatakan, pihaknya mendapat laporan terkait perubahan warna Sungai tersebut sekitar pukul 06.30 WIB.
"Kemudian saya cari informasi ke setiap RW dan cek lokasi ternyata benar sungainya berubah jadi merah," ujarnya.
Ia belum bisa memastikan penyebab air Sungai Cimeta tiba-tiba berubah menjadi warna merah. Hanya saja sepengetahuannya titik awalnya berada di Desa Tagog Apu. Namun dampaknya diperkirakan mencapai 2 kilometer lebih.
"Saya belum bisa menyimpulkan penyebabnya. Kalau dari titik nol itu diperkirakan sampai 2 kilometer lebih. Bahkan sampai Nyalindung dan Sumur Bandung," katanya.
Sementara itu, Satgas Citarum Harum Sektor 9 Subsektor 3 Padalarang menduga perubahan air itu disebabkan terpapar limbah B3.
"Jika melihat kepekatan air, ini diduga bahan pewarna kain," ucap Kepala Sub 3 Satgas Citarum Harum Sektor 9 Subsektor 3 Padalarang, Sertu Kholid Abdul Rahman.
Namun untuk kepastiannya pihaknya akan membawa sampel air tersebut ke labolatorium milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Kita sinyalir limbah B3. Yang jelas sampel kita kirim ke lab punya KLHK. Hasilnya maksimal 3 bulan, karena prosesnya lama," kata Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) pada Dinas Lingkungan Hidup, Adi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
Terkini
-
4 Spot Wisata Karawang Paling Kalcer dan Estetik Buat Healing Akhir Tahun Anti Boncos
-
3 Fakta Mengerikan di Balik 'Rudal Kayu' Banjir Bandang Sumatera Menurut Pakar IPB
-
Banjir Sumatera Bukan Murni Bencana Alam, Pakar IPB Sebut 'Pesan Kematian' dari Pembalakan Liar
-
Lahir dari Kas Masjid, Kini BRI Jadi Bank Terbesar di Indonesia
-
Kasus Video Asusila Lisa Mariana Masuki Babak Penjemputan Paksa