Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Kamis, 02 Juni 2022 | 20:41 WIB
Spanduk Penolakan Terhadap Kelompok Khilafatul Muslimin Terpasang di Kota Cimahi (Suara.com/Ferry Bangkit)

SuaraJabar.id - Gelombang penolakan terhadap aktivitas gerakan Khilafatul Muslimin bermunculan di Kota Cimahi. Kemunculan kelompok tersebut mengemuka belakangan ini.

Aksi penolakan itu di antaranya terlihat di wilayah Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, yang ditandai dengan munculnya spanduk penolakan dari berbagai elemen masyarakat termasuk ormas keagamaan.

Aksi penolakan itupun mendapat respon dari Ketua Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kota Cimahi Salman Faris.

Ia mengataka sudah mempersiapkan agenda pemasangan spanduk penolakan terhadap kelompok Khilafatul Muslimin.

Baca Juga: Kelompok Khilafatul Muslimin Sudah Masuk ke Bandung Barat, Kesbangpol Gencarkan Sosialisasi Ideologi Pancasila

"Memang dari Ketum di pusat belum ada arahan apa-apa. Tapi kami dari PC GP Ansor Cimahi sepakat akan pasang spanduk di 9 titik Kota Cimahi menolak khilafatul Muslimin. Langkah ini sudah disetujui PW GP Ansor Jabar," kata Salman saat dihubungi pada Kamis (2/6/2022).

Salman menegaskan, spanduk penolakan tersebut lebih mengarah pada eksistensi kelompok Khilafatul Muslimin. Bukan pada paham khilafah yang dibawa kelompok tersebut.

"Kalau pahamnya yang dimunculkan di spanduk, takut memantik eks-eks FPI dan HTI. Nanti malah jadi ramai lagi. Karena kalau dibiarkan nanti negara akan kerepotan," ujar Salman.

Menurut Salman, kekhawatiran yang timbul dari eksisnya kelompok Khilafatul Muslimin merujuk pada kestabilan dan kondusifitas negara. Apalagi kemunculannya berdekatan dengan Hari Lahirnya Pancasila.

"Kemarin kan sudah ada stetmen dari BNPT, mereka menampakkan diri saat mau hari Kesaktian Pancasila, seolah-olah memang sudah disetting ke arah sana," tegas Salman.

Baca Juga: Penampakan Markas Kelompok Khilafatul Muslimin di Cimahi, Begini Kesaksian Warga Sekitar

Ditambah lagi kekhawatiran soal doktrin pada generasi muda. Apalagi saat ini Indonesia dihadapkan pada bonus demografi sehingga perlu disegerakan langkah preventif.

"Kekhawatiran munculnya kelompok ini juga terhadap generasi muda. Kita kan menghadapi bonus demografi, sedangkan kelompok ini isinya juga kebanyakan generasi muda. Jadi pendekatannya mesti berbeda," tutur Salman.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More