SuaraJabar.id - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan bahwa jasad putera sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril masih dalam keadaan utuh saat ditemukan oleh pihak kepolisian Bern, Swiss.
Ridwan Kamil juga menjelaskan bahwa jasad Eril mengeluarkan wangi, wangi seperti daun eucalyptus.
"dan MASYA ALLAH, Walau sudah lewat 14 hari, jasadnya masih utuh lengkap tidak kurang satu apapun, wajah rapih menengok ke kanan dan saya bersaksi, jasad Eril wangi seperti wangi daun eucalyptus" tulis Ridwan Kamil. '
Terbaru, Ridwan Kamil setelah memandikan jasad Eril di rumah sakit Bern, Swiss mengatakan penjelasan ilmiah mengapa jasad puteranya tersebut tetap utuh.
"Penjelasan ilmiah kenapa jasadnya utuh: Sungai Aare yang sedingin kulkas dan minim fauna, membuat jasadnya terjaga setengah membeku sehingga tetap utuh lengkap walau berada di dasar sungai selama 14 hari," papar Kang Emil.
Terkait wangi Daun Eucalyptus yang keluar dari tubuh Eril, Eucalyptus seperti dikutip dari berbagai sumber merupakan salah satu jenis pohon yang sering digunakan untuk pengobatan.
Pohon Eucalyptus berasal dari Australia dan banyak tumbuh di seluruh dunia. Manfaat paling besar dari Eucalyptus ialah minyak dari perasan daunnya yang berbentuk oval.
Hikayat Daun Eucalyptus
Melansir dari gardeningknowhow, pohon Eucalyptus termasuk salah satu pohon purba. Fosil pohon ini sempat ditemukan pertama kali di kawasan Amerika Selatan.
Baca Juga: Alasan Ilmiah Mengapa Jenazah Mendiang Eril Masih Utuh Meski Tenggelam di Sungai Selama 14 Hari
Dari hasil penelitian, fosil Eucalyptus diduga berasal dari zaman Eosen awal atau zaman 54 hingga 38 juta tahun lalu. Pada zaman ini, jenis fosil yang ditemukan sangat sedikit.
Fosil daun itu sendiri ditemukan di Laguna del Hunco di provinsi Chubut di Argentina. Fosil sama kemudian juga ditemukan di Miosen, Selandia Baru.
Namun sejumlah peniliti meyakini bahwa daun Eucalyptus saat ini merupakan hasil dari fosil yang ditemukan di Miosen, Selandia Baru. Selain di Miosen, fosil pohon ini juga ditemukank di New South Wales, Australia dan diduga berusia 21 juta tahun lalu.
Daun ini sendiri baru dikenal publik saat Joseph Banks dan Daniel Solander tiba di Botany Bay bersama Kapten James Cook pada 1770.
Saat berada di dekat Sungai Endeavour, ketiganya menemukan salah satu spesies yang diyakini masih satu fam dengan Eucalyptus.
Pada 1777, pada ekspedisi ketiganya, Cook bersama David Nelson kembali mengumpulkan daun ini dan membawa spesimen itu ke British Museum di London. Ialah ahli botani asal Prancis, L'Héritier yang kemudian menamai daun oval yang wangi ini dengan sebutan Eucalyptus.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Surga Tersembunyi Cianjur Hilang Ditelan Longsor, Curug Ngebul Ditutup Total
-
Apa yang Dicari Polisi di Kendaraan Korban Pembunuhan Satu Keluarga Indramayu?
-
Alarm Merah di Jantung Bogor: Cibinong, Pusat Pemerintahan, Jadi 'Ibu Kota' Prostitusi
-
The Dream Team Turun Gunung! Kluivert Siapkan Skuad Mengerikan Lawan Lebanon Malam Ini
-
Tragedi Subuh: Ruko Pecel Lele Terbakar Hebat, Dua Orang Ditemukan Tewas Terpanggang