SuaraJabar.id - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membuka Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) seluas 10 hektare di Desa Harumansari, Kecamatan Kadungora, Garut.
Tanah seluas 10 hektare tersebut untuk mantan narapidana terorisme menjalani deradikalisasi berbasis kesejahteraan.
"KTN ini melibatkan banyak pihak. Negara harus hadir dan semua pihak harus dilibatkan mengingat terorisme adalah musuh kita bersama," kata Kepala BNPT Komjen Pol. Boy Rafli Amar.
KTN di Desa Harumsari, Kadungora, Garut, melengkapi KTN di Turen, Jawa Timur, dan KTN Sumbawa, NTB. KTN di Desa Haruman Sari akan dimanfaatkan sebagai area budidaya lebah madu, jagung, gula aren, alpukat, dan juga sebagai objek pariwisata.
Boy Rafli Amar menjelaskan kehadiran KTN menjadi wadah semua pihak untuk bersama-sama melakukan deradikalisasi berbasiskan kesejahteraan. Dengan kehadiran KTN Garut, mitra deradikalisasi dapat berbaur serta diterima dengan baik oleh masyarakat umum.
"Dengan KTN ini diharapkan proses reintegrasi mitra deradikalisasi dengan masyarakat dapat berjalan baik," kata Boy Rafli.
Boy Rafli juga mengatakan pemilihan wilayah Garut Jawa Barat menjadi salah satu lokasi KTN juga untuk menekan potensi yang mungkin saja muncul.
“Program seperti ini disiapkan untuk membangun kewaspadaan bersama terhadap radikalisme terorisme,” kata Boy Rafli.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mewakili Pemda Kabupaten Garut bangga terdapat KTN di wilayah Garut. Hal itu katanya menandakan bahwa pemda dan masyarakat Garut sepakat menolak seluruh bentuk ideologi kekerasan yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca Juga: Densus: Dua Tersangka Anggota JAD yang Ditangkap di Bima Mantan Napi Terorisme
"Kami bisa berbangga dengan hadirnya KTN di Desa Harumansari Garut ini. Kami tidak ingin ada terorisme di Indonesia," kata dia.
Sementara itu, salah seorang mitra deradikalisasi Yoki Candra yang hadir bersama lima mitra lainnya memiliki harapan besar bahwa keberadaan KTN Garut menjadi sarana reintegrasi sosial.
Ia mengakui tidak mudah untuk menjadi seorang mitra deradikalisasi dengan stigma masyarakat. Dengan hadirnya KTN, ia dapat membangun kemandirian ekonomi dan berbaur dengan masyarakat sekitar.
"KTN ini terobosan paling bagus karena kami bisa menjalin sinergi kami yang mantan napiter (narapidana teroris) dengan masyarakat," kata Yoki. [ANTARA]
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
3 Rekomendasi HP Murah Kualitas Bagus untuk Mahasiswa 2025: Spek Dewa, Harga Sahabat Kosan!
-
3 Laboratorium Rahasia Narkotika Beroperasi di Bogor dan Cimahi
-
Geger Penemuan Kerangka Manusia di Irigasi Karawang
-
Ego 3 Kades di Karawang Nyaris Gagalkan Proyek Banjir Vital! Dedi Mulyadi Turun Tangan, Ini Hasilnya
-
Diduga Rampas Sertifikat Jaminan Utang Rp500 Juta, Kades di Bekasi Terancam Dipolisikan