Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 24 Juli 2022 | 17:54 WIB
Para petani di Desa Kebonpedes, Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi mengeluhkan anjloknya harga jual sawi hijau atau caisim dari petani ke pasar. [Sukabumiupdate.com/Riza]

SuaraJabar.id - Harga jual sawi hijau atau caisim dari petani ke pasar di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat anjlok.

Seperti yang dialai petani sawi hijau di Desa Kebonpedes, Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, harga sawi hijau anjlok dar Rp 4 ribu menjadi Rp 200 per kilogram.

Anjloknya harga sawi hijau itu dibenarkan oleh Kepala Desa Kebonpedes, Dadan Apriandani. Menurutnya, sejak Idul Fitri lalu harga sawi Rp 4 ribu dan ketika Juni, harga sawi menjadi Rp 2 ribu per Kg dan sekarang pasar hanya menerima caisim dari petani Rp 200 per Kg.

Dadan menyatakan, turunnya harga caisim ini dipengaruhi banyaknya pasokan sayuran dari berbagai daerah. Akibat harga jual sawi ke pasar yang begitu rendah Petani pun mengalami kerugian

Baca Juga: Mengenal Dua Gadis Cantik Asal Kota Paris Penjual Es Cendol di Sukabumi yang Sukses Curi Perhatian Warga

"Kerugian Petani dinilai cukup besar, karena biaya panen pun tidak tertutupi oleh harga jual jika pasar hanya menerima Rp 200 per kilogram," tuturnya diuti dari Sukabumiupdate.com--jejaring Suara.com, Minggu (24/7/2022).

Menurut Dadan, di Desa Kebonpedes ada puluhan hektar sawah yang ditanami Caisim oleh petani. Satu hektar itu modalnya bisa mencapai Rp 15 juta.

"Di daerah kami ada sekitar 30 hektar sawah yang ditanami sawi, kini para Petani semuanya rugi karena tidak bisa menjual hasil panen. Jika modal per hektar mencapai Rp 15 juta, untuk 30 hektare lahan kerugiannya bisa mencapai Rp 450 juta," ungkapnya.

Akibat turunnya harga Caisim ini, para Petani ada yang mencabuti tanaman sawi agar bisa segera menanam tanaman lain. Ada juga sebagian Petani lainnya membiarkan sawi membusuk di ladang.

Baca Juga: Selipkan Uang Rp 100 Ribu, Petani Cabuli Gadis 13 Tahun yang Hanya Memakai Handuk Usai Mandi di Persawahan Rote Ndao

Load More