Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Sabtu, 10 September 2022 | 14:47 WIB
Petugas memilih bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di SPBU Coco Kuningan, Jakarta, Rabu (30/3/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJabar.id - Nelayan di Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terkena imbas dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Lantaran harga Pertalite sulit mereka jangkau, para nelayan ini pun sudah tiga hari tidak melaut.

Menurut Ketua Rukun nelayan Ujunggenteng Asep Jeka mengatakan dari total 740 perahu fiber dan 64 perahu diesel milik nelayan di Ujunggenteng, sekitar 70 persen memilih libur melaut.

"Selain BBM naik yang mencapai Rp 15 per liter (Pertalite dan oli samping), ikan juga susah dicari dan jarak tempuh cukup jauh serta langka," kata Asep Jeka mengutip dari Sukabumiupdate--jaringan Suara.com

Baca Juga: BBM Jenis Ini Bakal Dihapus dari Indonesia Mulai 2023, Pertalite Termasuk?

"Libur sejak harga BBM naik, sudah hampir tiga hari. Bahkan yang di lautan seperti perairan Cianjur dan Tegalbuleud juga pulang," tambah Asep.

Disampaikan Asep Jeka mengatakan nelayan Ujunggenteng biasanya membawa 200 liter bahan bakar untuk waktu sepekan di laut dengan jarak terjauh ke perairan Cianjur.

Ia pun mendesak pemerintah untuk segera memberikan solusi konkret dan terbaik kepada nelayan.

"Harapan kami kepada pemerintah agar ada solusi terbaik, saat nelayan libur, bisa meringankan beban mereka," ungkapnya.

Berikut daftar harga Pertalite, Pertamax, hingga Solar yang ditetapkan Pemerintah pada 3 September 2022 lalu:

Baca Juga: Harga Pertalite Kembali Turun Jadi Rp7.650 Lagi, Asalkan...

1. Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter.

2. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter.

3. Pertamax non subsidi dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Load More