SuaraJabar.id - Kasus adanya siswi SMA di Cianjur, Jawa Barat yang mogok sekolah usai menjadi korban bully mengundang keprihatinan banyak pihak salah satunya dari Perkumpulan Pengacara Peduli Perempuan, Anak dan Keluarga (P4AK) Cianjur.
Saat ini P4AK Cianjur telah melakukan kontak dengan keluargasiswi SMA korban bully tersebut dan saat ini fokus kepada pemulihan anak.
“Kami dari P4AK Kabupaten Cianjur, sudah melakukan kontak dengan keluarga, kabarnya siswinya masih sakit, rencananya kami akan lakukan konseling dan pemulihan trauma,” ujar Perwakilan P4AK Kabupaten Cianjur, Lidya Indayani Umar, Senin (19/9/2022).
Lidya menuturkan, selain komunikasi dengan keluarga, pihaknya juga sudah mencoba melakukan komunikasi dengan pihak sekolah.
Baca Juga: Haru! Bocah Kecil Minta Nomor Hp Polisi untuk Minta Perlindungan dari Pembullyan
“Pihak keluarga ada keinginan yang bersangkutan dalam hal ini guru meminta maaf di lapangan saat upacara dan menurut saya itu harus dilakukan untuk mempercepat pemulihan trauma,” katanya.
Siswi SMA Negeri di Cianjur Tak Mau Sekolah, Merasa Malu Setelah Diejek Teman.
Diberitakan sebelumnya, seorang siswi SMA negeri di Kabupaten Cianjur, tak mau sekolah lagi.
Karena diduga mendapat perlakuan tak menyenangkan dari guru hingga dibully atau mendapat perundungan dari teman-temannya.
Siswi berinisial RG tersebut duduk di kelas 11. Sejak lahir ia mendapat tanda lahir hitam di bagian tangannya sampai jari yang selalu ia sembunyikan dengan jaket almamater.
Baca Juga: Bocah Laki-Laki Ini Bisikan Polisi Ingin Minta Nomor Hp, Alasannya Bikin Hati Nyesek
Kamis (15/9/2022) sekitar pukul 10.00 WIB, RG bertemu dengan seorang guru SL di lapangan.
Guru tersebut sedang memeriksa kerapihan, ia hendak memeriksa kuku tangan siswi tersebut.
Namun ditutupi dengan jaket almamater karena di tangan siswi tersebut terdapat tanda hitam.
Guru tersebut memaksa membukanya, padahal siswi tersebut meminta untuk diperiksa terpisah karena malu dan khawatir dan mendapatkan ejekan dari temannya.
Sang guru tetap menarik jaket almamater hingga tangan RG pun terlihat sama teman lainnya.
Padahal sahabat RG sudah memberitahu sang guru agar RG diperiksa terpisah di ruangan.
“Ia langsung menelepon pamannya sambil menangis,” ujar ayah RG, Gagan Sugandi (40), setelah mendatangi pihak sekolah, Jumat (16/9/2022).
Gagan tak terima anaknya diperlakukan seperti itu, pasalnya ia melihat anaknya selalu rajin sekolah dan tak pernah membuat ulah.
“Sekarang tak mau sekolah karena malu sama teman-temannya,” ujar Gagan.
Berita Terkait
-
Sebelum Nyatakan Ijazah Jokowi Asli, Bareskrim Periksa 8 Alumni Fakultas Kehutanan UGM - Guru Besar
-
Membangun Resiliensi Intelektual untuk Pendidikan Indonesia 2030
-
Kisah Inspiratif Sekolah di Anambas Raih Adiwiyata, Lahan yang Gersang Kini Jadi Asri
-
Puluhan Guru Besar Fakultas Kedokteran Unhas Demo Menteri Kesehatan
-
Guru Besar UNPAD Geram: Kebijakan Kemenkes Cederai Pendidikan Kedokteran dan Pelayanan Kesehatan!
Terpopuler
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Berapa Biaya Pembuatan QRIS?
Pilihan
-
Bobotoh Bersuara: Kepergian Nick Kuipers Sangat Disayangkan
-
Pemain Muda Indonsia Ingin Dilirik Simon Tahamata? Siapkan Tulang Kering Anda
-
7 Rekomendasi HP Rp 5 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Lega Performa Ngebut
-
5 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta, Kabin Longgar Cocok buat Keluarga Besar
-
Simon Tahamata Kerja untuk PSSI, Adik Legenda Inter Langsung Bereaksi
Terkini
-
Blue Matter Trio dan Kinematics Juarai The 5th Papandayan International Jazz Competition 2025
-
Didukung KUR BRI, Pengusaha Sleman Ini Sukses Sulap Kelor Jadi Olahan Pangan Berkhasiat
-
Modus Baru Peredaran Narkoba Terbongkar di Bandara SIM, AG Asal Bogor Bawa 1 Kg Sabu
-
Ricuh! Acara Masak Besar Bobon Santoso di Bandung Panen Copet, Jurnalis Turut Jadi Korban
-
Ada Apa dengan Pekerja KAI? SP-KAI Bongkar Isu Kesehatan dan Keadilan di Depan DPR RI