Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 09 November 2022 | 16:37 WIB
DOK - Kesiapan Kapal Baruna Jaya IV beserta tim untuk misi pemasangan alat deteksi gempa di Dermaga 006, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (10/4). [Suara.com/Arief Hermawan P]

Kondisi tersebut mengakibatkan gerakan relatif antar lempeng tidak terbendung dan tekanan terkumpul di area dua lempeng, yang akan dilepaskan melalui gempa dahsyat yang disebut megathrust.

Widjo mengatakan bahwa tsunami akibat gempa bumi megathrust dapat menimbulkan bencana luar biasa, karenanya daerah-daerah tepi pantai di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera serta negara-negara di sekitar Samudra Hindia perlu meningkatkan upaya mitigasi.

Menurut dia, strategi mitigasi bencana yang sudah ada perlu ditinjau kembali, dievaluasi, dan diperbaiki guna mengantisipasi kemungkinan terjadi tsunami akibat gempa bumi megathrust.

"Review (tinjau) kembali dokumen rencana kontingensi dan rencana operasi, peta-peta jalur evakuasi, sistem peringatan dini untuk mitigasi tsunami, terutama di wilayah pesisir Jawa-Sumatera. Serius dan segera," katanya. [Antara]

Baca Juga: Puan Maharani Dihujat Warganet Usai Ganjar Pranowo Unggah Foto Ucapan Selamat: Tolong Dihapus Aja Pak!

Load More