Scroll untuk membaca artikel
Siswanto | Faqih Fathurrahman
Rabu, 23 November 2022 | 05:49 WIB
Dampak gempa di Cianjur [suara.com/Faqih Fathurrahman]

SuaraJabar.id - Sebagian warga Kampung Babakan Gasol, Desa Mekarsari, Cianjur, masih trauma dengan gempa bumi magnitudo 5,6 yang mengguncang pada Senin (21/11/2022), lalu.

Saat itu Junaidi, warga setempat, sedang tidur pulas dan tiba-tiba dia terbangun begitu tubuhnya terkena reruntuhan bangunan rumah. Lengan kanannya terluka.

Suasana ketika itu mendadak ramai dan dia panik ketika teringat kedua anaknya yang masih kecil.

Dia bersyukur kedua anak itu selamat, meskipun anak sulungnya terluka di bagian kepala akibat runtuhan bangunan.

Baca Juga: Persib Bandung Gelar Doa Bersama untuk Korban Gempa Cianjur

“Berdarah di kepala belakang sebelah kanan itu sobek. Lumayan dalem,” kata Junaidi.

Junaidi mendengar tetangga-tetangganya panik. Sebagian dari mereka yang terdampak gempa menangis.

“Tetangga pada ngejerit. Nenek-nenek lagi pada ngiketin kangkung, depan rumah. Untung aja nggak ambruk itu coran di atasnya. Kalau ambruk, nggak tahu itu korban. Ada lima orang, nenek-nenek semua. Di depan itu pada nangis histeris,” katanya.

BNPB mmengonfirmasi jumlah korban meninggal akibat gempa di Cianjur berjumlah 268 orang.

Kepala BNPB Suharyanto menyarankan penyintas gempa memasuki pengungsian terpusat.

Baca Juga: Gempa Cianjur Berulang Tiap 20 Tahun, Literasi Rendah Picu Banyak Korban

Hal tersebut lantaran adanya masyarakat yang mendirikan tenda-tenda seadanya di dekat rumah masing-masing yang terdampak gempa.

"Kami usahakan bahwa yang masih mengungsi di titik-titik dekat rumahnya ini bisa masuk ke tempat-tempat pengungsian terpusat, agar lebih terjamin dari segi perawatan pelayanan maupun logistiknya," ujarnya dalam konferensi pers di Pendopo Bupati Cianjur di Cianjur, kemarin.

Ia menjelaskan 12 kecamatan di Kabupaten Cianjur terdampak gempa, yakni Cianjur, Karangtengah, Warungkondang, Cugenang, Cilaku, Cibeber, Sukaresmi, Bojongpicung, Cikalong Kulon, Sukaluyu, Pacet, dan Gekbrong.

"Dari 12 kecamatan ini masing-masing kecamatan sudah berdiri tempat pengungsian, bahkan mungkin jumlahnya bertambah," kata Suharyanto.

BNPB, BPBD, TNI, Polri, semua kementerian/lembaga, LSM, dan semua pemangku kepentingan terkait dengan penanganan bencana tersebut, kata dia, akan terus membantu mendampingi para penyintas.

Load More