Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Sabtu, 26 November 2022 | 14:13 WIB
Pengungsi korban gempa Cianjur, lebih memilih tinggal di kandang domba alasan dekat rumah. [Kapol.id]

SuaraJabar.id - Sejumlah warga korban gempa Cianjur di Kampung Warungbatu RT 01/10, Desa Mekarsari, Kecamatan Cianjur memilih untuk tidak mengungsi di lokasi pengungsian yang telah disediakan pemerintah atau lembaga sosial.

Sebanyak 55 orang warga di sana malah memilih untuk mengungsi di kandang domba. Alasannya, karena dekat dengan rumah sehingga bisa membersihkan rumah lebih dekat.

Kandang ini terletak di ujung kampung, masuk gang sekitar 100 meter dari jalan nasional arah Cugenang dari simpang empat lampu Gentur.

Kandang domba ini merupakan posko kedua di kampung tersebut.

Baca Juga: Dimasak Delapan Jam, Begini Cerita Rendang dari Sumatera Barat untuk Korban Gempa Cianjur

Ada posko utama yang didirikan di tengah perkampungan.

“Nyaman aja sih, sudah terbiasa, ini sudah mau masuk hari ketiga tinggal di kandang domba,” ujar Kaisa (12), Jumat (25/11/2022).

Ketua RT 01, Adi Permana, mengatakan bahwa ia sudah membujuk warga untuk menempati tempat lain yang aman dan berupa lahan terbuka.

Namun bujukan Adi tak berhasil karena warga memilih kandang domba sebagai tempat pengungsian karena dinilai lebih dekat ke rumah mereka.

“Pemilik kandang mengizinkan saja asal warga betah, sebelumnya saya sudah membujuk mereka agar tidak tinggal di kandang domba,” ujarnya.

Baca Juga: Update Korban Gempa Cianjur: Tim SAR Evakuasi Empat Jenazah di Cugenang

Sementara itu, osko Utama Satuan Tugas Bencana BUMN yang melibatkan 31 perusahaan dengan total sukarelawan 349 orang memfokuskan pembangunan puskesmas tahan gempa yang juga bisa dijadikan posko siaga bencana untuk masyarakat di Cianjur, Jawa Barat.

"Dahulu antar-BUMN tidak ada koordinasi yang hasilnya maksimal, ini yang membedakan dengan sekarang ketika terjadi bencana Semeru, kebakaran di Baduy, dan saat ini di Cianjur saya saksikan sendiri. Ini yang menjadi bagian dari kesolidan kita bersama," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dikutip dari Antara, Sabtu (26/11/2022).

Lokasi posko utama yang berfungsi menampung bantuan dari masing-masing BUMN tersebut berada di kantor Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Perhutani Cianjur.

Ia mengapresiasi kerja sama yang kian solid antara perusahaan pelat merah dalam kegiatan penanggulangan bencana.

Perusahaan BUMN mengambil bagian dalam pemulihan imbas bencana gempa bumi untuk warga Cianjur, terutama bagi 1.099 karyawan BUMN yang terdampak.

Sejauh ini, Satuan Tugas Bencana BUMN terus mengirimkan bantuan untuk membantu korban gempa melalui tiga posko utama Satuan Tugas Bencana BUMN, sembilan posko bantuan, empat posko kesehatan, dan empat dapur umum yang tersebar di berbagai titik wilayah yang terdampak bencana.

Kementerian BUMN telah menurunkan sebanyak 349 relawan dan 61 tenaga kesehatan untuk membantu lebih dari 60 ribu pengungsi mendapatkan bantuan dan tempat tinggal sementara.

Dalam hal infrastruktur, Satuan Tugas Bencana BUMN telah mengirimkan 23 unit bantuan genset dan sanitasi, 33 bantuan alat berat, 17 unit ambulans, dua unit rescue, dan 168 unit tenda.

"Semua KPH yang ada di Divisi Regional Jawa Barat dan Banten ikut memberikan bantuan untuk para korban gempa bumi, seperti menerjunkan polisi hutan dan karyawan sebanyak 120 anggota serta sembilan unit kendaraan operasional polisi hutan," pungkas Kepala Divisi Regional Perhutani Jawa Barat dan Banten Asep Dedi Mulyadi.

Berdasarkan laporan BMKG, gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo telah mengguncang wilayah Cianjur pada Senin (21/11). Guncangan gempa itu menyebabkan banyak rumah runtuh dan pergerakan tanah.

Merujuk data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 25 November 2022, jumlah korban meninggal akibat bencana tersebut mencapai 310 orang.

Load More