SuaraJabar.id - Pada tahun 2010 Ustazah Zahra dan Ustaz Budiman memutuskan merantau untuk berdakwah. Niat mulia mereka diwujudkan dengan mendirikan pesantren untuk anak-anak di sekitar tempat tinggal mereka, tepatnya di Kampung Handeeul, Desa Sukamaju, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. “Semua santri yang menginap dan mengaji disatukan di sini (rumah). Lalu untuk santri laki-laki di saung karena penuh dan rumah tidak muat,” kata Ustazah Zahra saat ditemui Dompet Dhuafa di pesantren Az-Zahra pada Januari 2023.
Tidak berhenti di situ, sepasang pendakwah tersebut juga menginisiasi majelis taklim bagi warga sekitar yang ingin belajar mengaji namun tidak terfasilitasi. Lambat laun, menurut penuruturan Ustzah Zahra, masyarakat sekitar berharap agar diselenggarakan sekolah diniah. “Akhirnya dengan modal keyakinan untuk menyiarkan Islam, pada tahun 2013 berdirilah sekolah diniah yang dilengkapi dengan tahfidz. Dari sanalah pesantren Az-Zahra mulai menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara reguler,” ujarnya.
Kesulitan Akses Air Bersih Menghambat Kegiatan Santri
Perjuangan Ustazah Zahra dalam berdakwah tidaklah mudah. Siapa sangka, salah satu desa di Cianjur tersebut ternyata mengalami kesulitan akses terhadap air bersih. Sebelum adanya sumur wakaf, para santri harus berjalan jauh ke sungai untuk memperoleh air. Tidak terbayang di zaman modern seperti ini masih banyak saudara kita yang kesulitan mendapatkan akses air bersih. Kemudahan akses air di kota-kota besar berbanding terbalik dengan desa-desa di pelosok Indonesia.
Baca Juga: Sebanyak 250 Paket Sembako Disalurkan bagi Desa Laksana dan Desa Kali Baru di Kabupaten Tangerang
Keadaan ini menghambat kegiatan belajar mengajar para santri untuk menimba ilmu. Karena waktu mereka tersita cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan air demi melanjutkan kelangsungan hidup mereka. “Mungkin disebabkan galian pasir di dekat sini. Katanya jika ada galian pasir, air jadi tersedot dan tidak merata tersimpan di tanah. Oleh sebab itu kami membutuhkan sumur yang dekat dengan pesantren,” tutur Ustazah Zahra
Ustazah Zahra bertutur, sebelum ada sumur wakaf, sumber air terdekat dari pesantren berada di Cibumbulang dan Cipaku. Biasanya, warga sekitar pergi ke sumber air tersebut dengan membawa drum, ember, atau bak. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak juga bergilir ikut membantu pergi ke sumber air. Jarak yang diperlukan untuk sampai ke sana sekitar 1,5 km. “Dulu, untuk memenuhi kebutuhan air seperti keperluan mencuci pakaian dan mandi, warga mau tak mau harus pergi ke sana,” paparnya.
2012 Adalah Masa Paceklik yang Mencekik
Bahkan, pada tahun 2012, warga Kampung Handeeul juga sempat membeli air untuk memenuhi kebutuhan hariannya. Sebelumnya, air dijual seharga 5 ribu rupiah per galon. Namun saat kekeringan parah melanda, harganya melambung tiga kali lipat, menjadi 15 ribu per galon. “Rata-rata per keluarga memerlukan 50 galon untuk memenuhi kebutuhan setiap hari. Jadi, biasanya kami menghabiskan sekitar 750 ribu sehari,” ungkapnya haru sambil mengingat masa paceklik tersebut.
Ikhtiar dan doa yang dipanjatkan oleh Ustazah Zahra dan Ustaz Budiman membuahkan hasil. Melalui Dompet Dhuafa, sumur wakaf direalisasikan di sana. Hal itu juga penuh tantangan. Pengeboran sumur juga sempet gagal karena tidak ditemukan air dan baru berhasil di pengeboran ketiga. Bahkan di wilayah itu air dapat ditemukan di kedalaman 45 m.
Baca Juga: Pengemudi hingga Petugas Kebersihan Terima Paket Ramadan dari DWP dan Menaker Ida Fauziyah
Kehadiran Sumur Wakaf Ibarat Oase di Tengah Kekeringan
Berita Terkait
-
Bantuan Militer Sempat Terhenti Gara-gara Trump-Zelenskyy Bersitegang, Senjata AS Akhirnya Mengalir ke Ukraina
-
Cek Fakta: Tautan Kompensasi Rp1,5 Juta Bagi Korban "Blending" BBM
-
Harga Pangan Melonjak, Obat Menipis: Gaza Terancam Bencana Kemanusiaan Akibat Blokade Israel!
-
Kejahatan Tak Terbayangkan Terjadi di Pesisir Suriah: Saksi Mata Memohon Bantuan Internasional!
-
Cara Mencairkan BLT BBM 2025: Panduan Lengkap, Syarat, dan Tips Anti Ribet
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
-
Catat Lur! Kedubes Kerajaan Arab Saudi dan Pemkot Solo Akan Gelar Buka Bersama Sepanjang 2,7 Kilometer
-
BYD M6 dan Denza D9 Jadi Mobil Listrik Terlaris di Indonesia pada Februari
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
Terkini
-
Sidak Pasar Kosambi, Satgas Pangan Polda Jabar Tidak Temukan MinyaKita Tak Sesuai Takaran
-
Pemkot Depok Sidak MinyaKita di Pasar Sukatani, Temukan Takaran Produk Tak Sesuai dan Harga di Atas HET
-
Sidak Pasar Gudang, Polres Sukabumi Kota Temukan MinyaKita yang Isinya Tidak Sesuai Ketentuan
-
Pemdaprov Jabar Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Untuk Mitigasi Bencana
-
Program Mudik Gratis 2025 Pemprov Jawa Barat: Cara Daftar, Rute, Jadwal dan Kuota