SuaraJabar.id - Siklon Herman yang melanda sejumlah wilayah Indonesia sejak beberapa bulan terakhir memberi dampak buruk terhadap petani kopi di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Petani kopi di Lembang mengalami penurunan hasil panen. Bahkan ada juga yang gagal panen karena tanaman kopinya kurang tersentuh sinar matahari serta kelebihan cadangan air. Imbasnya bunga kopi tak sepenuhnya jadi buah akibat rontok diterjang hujan atau layu tak tersinari mentari.
"Ini akibat cuaca tak menentu. Prediksi yang mestinya kemarau tapi masih turun hujan. Padahal, buah kopi bisa banyak kalau ada cukup kemarau. Bulan-bulan lalu hujan masih terus turun," ungkap Maman (50), petani kopi asal Desa Suntenjaya, Lembang, KBB pada Senin (1/5/2023).
Dua tahun lalu, Maman bisa memanen hingga 2,5 ton biji kopi dari total 10.000 batang tanam kopi di kebun yang dikelolanya saat panen raya. Namun tahun ini turun drastis hanya 3 kwintal hasil dari 5 kali petik.
"Jadi banyak bunga yang gak jadi buah. Panen raya tahun ini kita baru dapat 3 kwintal dari 5 kali petik. Padahal 2 tahun lalu total hasil panen kita sampai 2,5 ton," kata Maman.
Buruknya hasil penen kopi membuat harga ceri kopi melambung tinggi. Dari Rp 8 ribu per kilogram, kini telah menyentuh harga Rp 15 ribu per kilogram. Meski harga naik, namun Maman tak bisa meraih untung besar lantaran jumlah buah yang dipetik tak sesuai ekspektasi.
"Meski harga tinggi tetap kita jatuhnya rugi. Karena hasil penen merosot," ungkap Maman.
Kepala Desa Suntenjaya, Asep Wahyono membenarkan adanya penurunan hasil panen dari para petani kopi. Kondisi tersebut tak bisa disiasati lantaran faktor alam serta para petani belum bisa melakukan pengolahan usai panen.
"Para petani kan cuma bisa jual ceri saja. Mereka belum punya pengetahuan serta alat memadai untuk menjual kopi dalam bentuk green bean atau kopi bubuk siap seduh," terangnya.
Baca Juga: GMP Berikan Bibit dan Alat Pertanian Ke Petani Kopi di Kawasan Gunung Manglayang
Dari sisi pontensi, Desa Suntenjaya sebelumnya memiliki pontensi besar dari sektor pertanian kopi. Di sini terdapat sedikitnya 1.000 orang petani yang budidaya kopi, baik dilahan pribadi ataupun menggarap tanah Perhutani. Tak tanggung-tanggung, potensi kopi Arabika dari Suntenjaya bisa mencapai 100 ton dalam tiap musim penen.
Hanya saja para petani belum bisa mengolah hasil panen kopi tersebut karena belum memiliki alat pengering. Imbasnya, petani baru bisa menjual ceri.
"Semoga kedepannya ada dukungan agar petani di sini bisa menjual dalam bentuk segelas kopi agar keuntungan bagi mereka juga besar ketimbang jual ceri yang kerap dikendalikan pengepul," kata Asep.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
GMP Berikan Bibit dan Alat Pertanian Ke Petani Kopi di Kawasan Gunung Manglayang
-
Tingkatkan Produksi Kopi, Ahli Kopi Lampung Dorong Generasi Milenial Jadi Petani Kopi
-
Pertama di Indonesia, Zurich Syariah Luncurkan Asuransi Perlindungan Cuaca Khusus untuk Petani Kopi
-
Preman Pemalak Petani Kopi, Provokator Kerusuhan Mulyorejo Dibekuk di Kutai Timur
-
Diringkus Polisi Gegara Jual Togel Online, Seorang Petani Kopi Ngaku Belajar dari YouTube
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
Terkini
-
Jangan Sampai Terlewat! Ini Jadwal dan Cara Daftar Jabar Media Summit 2025
-
Menteri LHK Sentil Pemprov Jabar, Sebut Proyek Sampah Lulut Nambo Monumen Mangkrak 1 Dekade
-
Jabar Media Summit 2025: Ikhtiar Media Lokal Bertahan di Tengah Gempuran Disrupsi Digital dan AI
-
Dukung Akselerasi Ekonomi Kreatif Lokal, Bank Mandiri Tegaskan Komitmen dalam Road to INACRAFT
-
Teladan Sejati, Kisah H. Usa: Ulama Ciseeng yang Danai Pejuang hingga Wakafkan Seluruh Hartanya