SuaraJabar.id - Desa di Kabupaten Bandung Barat (KBB) ini dijuluki Kampung Layang-layang. Hampir sebagian khususnya kaum hawa dan remaja bekerja sebagai pembuat layang-layang yang turun-temurun dilakukan
Sekilas Kampung Cikeuyeup, Desa Singajaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat tampak seperti kampung-kampung lainnya di wilayah itu. Ada yang bekerja sebagai petani ada juga yang bekerja sebagai buruh pabrik.
Namun ketika memasuki kampung yang berada di dataran atas itu nampak warga tengah membuat layang-layang. Bambu-bambu diraut halus, benang diulur melingkar mengikat dua bilah bambu membentuk kerangka bidang.
"Iya ini lagi buat layangan. Satu orang paling sedikit bisa produksi 1000 layang-layang dalam seminggu. Itu kalau dikerjakan dari bahan mentah bambu, diraut, diikat, ditempel kertas sama 1 orang," ujat Aep Saepudin (46), salah seorang warga belum lama ini.
Kampung Cikeyeup sudah ramai dikenal sebagai kampung layang-layang sejak tahun 1970-an. Saat itu, anak-anak kampung mengenal layang-layang dari perantau Sumedang yang bermukim dan menjadi perajin di sana.
Bagi Aep, membuat layang-layang ini bukanlah hal yang sulit dikerjakan bagi masyarakat Kampung Cikeuyeup. Sebab masyarakat di 5 RW di Desa Singajaya memiliki keterampilan membuat layang-layang sejak mereka duduk di bangku SD sekalipun.
"Di sini mah setiap rumah jadi perajin, mulai dari bapaknya, ibunya, sampai anaknya jadi pengrajin. Apalagi musim layang-layang seperti sekarang, permintaannya sedang banyak," ujar Aep.
Dari keterampilan membuat layangan itu, setiap perajin layang-layang di Kampung Cikeuyeup bisa meraup pendapatan Rp700 ribu hingga Rp1,5 juta per minggu. Bagi masyarakat kampung, penghasilan itu cukup untuk menambal kebutuhan pokok sehari-hari.
Buah karya tangan-tangan terampil masyarakat Kampung Cikeuyeup ini sampai ke tangan anak-anak di berbagai kota-kota besar di tanah air. Seperti Kota Bandung, Jakarta, Tangerang, Surabaya dan kota-kota lainnya.
Baca Juga: Festival Layang-layang Jakarta di Pantai Lagoon
"Sekarang satu layang-layang dari perajin dijual ke pengepul dengan harga Rp900. Biasanya kita yang antar ke Bandung kalau enggak dari pihak sana bawa truk ke sini," tutur Aep.
Kepala Desa Singajaya, Chozin Kurnia mengatakan, pemerintah desa mencatat jumlah pengrajin di wilayahnya tersebar di RW 04, 05, 06, 08 dan 11. Totalnya ada sekitar 1.000 warga yang setiap harinya membuat layang-layang.
"Jumlah perajin yang kami catat ada sekitar 900 sampai 1000 orang. Para perajin layang-layang tersebar di 5 RW," ujat Chozin.
Dari perajin itu, masyarakat dikenalkan bagaimana cara meraut bambu dan menimbang dengan benang. Hingga akhirnya satu per satu masyarakat mendapatkan keuntungan dari menjual layang-layang hasil karya mereka.
"Orangtua-orangtua kami mengajarkan cara membuatnya. Bahkan sampai sekarang, anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah sudah bisa cari uang dengan membuat layangan.," imbuh Chozin.
Seiring perjalanan waktu, pemilik modal datang dan menyediakan bahan baku mulai dari bambu, benang, sampai kertas yang sudah disiapkan dari pabrik. Para perajin yang tak punya kuasa atas pasar akhirnya tunduk di bawah sistem pengepul.
"Jadi mereka gak boleh jual ke siapa-siapa lagi karena bahan baku dan upah yang sebenarnya gak seberapa sudah dalam kontrol pengepul," ucapnya.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
Demi Pembangunan, Dedi Mulyadi Siapkan Strategi Pangkas Anggaran Jabar
-
Potret Prabowo Sambut Langsung Presiden Erdogan di Istana Bogor
-
Penampakan Bendungan Leuwikeris Ciamis Dipenuhi Sampah
-
Tawuran Mematikan di Depok, Seorang Pelajar Meregang Nyawa
-
Bareskrim Polri Ungkap Empat Kasus Penyelundupan, Rugikan Negara Rp64 Miliar
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Bey Machmudin Pamit Tinggalkan Gedung Sate, Titip Pesan untuk Jajaran Pemprov Jabar
-
Dugaan Penyimpangan Seks Oknum Guru SD di Purabaya Sukabumi, Pelajar Jadi Korban Pedofilia
-
Polres Pangandaran Amankan Tiga Pengedar Obat Keras, Salah Satunya Ditangkap di Masjid
-
Disdikpora Cianjur: Sekolah yang Rusak Akibat Bencana Alam Diperbaiki Tahun Ini
-
Geledah Rumah Produksi Miras Oplosan, Polres Cianjur Amankan Satu Orang dan Puluhan Liter Alkohol Murni