SuaraJabar.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat memutuskan untuk tak memperpanjang status darurat kebakaran di TPA Sarimukti. Sebelum ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengambil alih penanganan kasus kebakaran TPA dari Pemeritah Kabupaten Bandung Barat.
Pemprov Jabar bekerja sama dengan beberapa pihak termasuk dari Pemdaprov, BPBD, TNI, DLH, kepolisian, dinsos, dinkes, dan aparat setempat. Mereka telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp5,8 miliar.
Status darurat TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diketahui berlaku pada 12 September 2023 sampai 25 September 2023. Pihak BPBD dan Pemprov Jabar sepakat mencabut status darurat kebakaran per 25 September. Meski begitu bara dan asap di tumpukan sampah masih belum hilang 100 persen. "Tanggap darurat penanganan kebakaran tidak kita perpanjangan," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jawa Barat Hadi Rahmat.
Hadi mengatakan total cakupan lahan TPA Sarimukti yang terbakar sebesar 21,3% dari jumlah luas keseluruhan 27,1 hektar. Saat ini titik api tinggal sedikit yaitu hanya 1,2 persen atau 0,324 hektare.
"Titik api di zona 1, sudah padam 100 persen. Tinggal beberapa di zona 3 dan 4. Itu pun sangat sedikit," tambahnya. Sementara itu, pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan oleh Puskesmas Cipatat, PMI Jabar, dan Kesdam III Siliwangi. Hari ini jumlah yang berobat telah berkurang menjadi 40 orang.
Dikutip dari AyoBandung.com--jaringan Suara.com, proses pemadaman kebakaran dilakukan melalui jalur udara menggunakan helikopter water bombing dan jalur darat memakai armada Damkar dan pengurugan tanah oleh petugas TNI. Penggunaan helikopter telah dilakukan sejak Kamis, 21 September 2023 dengan fokus pemadaman ke titik api yang sulit dijangkau armada Damkar.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat Prima Mayaningtias mengungkapkan, meski status darurat kebakaran tak diperpanjang, pihaknya justru memperpanjang status darurat sampah di Bandung Raya hingga 25 Oktober mendatang.
"Diperpanjang, sampai 25 Oktober (2023)," kata Prima. Ia menjelaskan, dalam sebulan ke depan Pemprov Jabar akan fokus untuk melakukan penataan lahan di TPA Sarimukti setelah api yang membakar gunungan sampah mulai bisa diatasi. Bukan cuma itu, pemulung di TPA Sarimukti juga akan ditertibkan.
"Kalau sebelumnya kebakaran ini masih ada sisa kebakaran, habis itu penataan lahan buat sampah yang masuk dan juga penertiban pemulung di lokasi dan juga upaya penataan sampah di kabupaten dan kota," jelasnya.
Baca Juga: Api yang Membakar TPA Sampah Tambun Selatan Sejak Hari Sabtu Belum Berhasil Dipadamkan
Prima mengungkapkan, surat resmi terkait perpanjangan masa darurat sampah Bandung Raya saat ini masih dalam proses. Namun begitu, Prima memastikan terus melakukan koordinasi terkait pembenahan pengolahan sampah di Bandung Raya dengan OPD terkait.
"Mereka harus menata kelola sampah masing-masing. Jadi penanganan di hulu sama di hilir," tandas Prima.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
-
Bos Sritex Ditangkap! Bank BJB, DKI Hingga Bank Jateng Terseret Pusaran Kredit Jumbo Rp3,6 Triliun?
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
-
5 HP dengan Kamera Terbaik di Dunia 2025, Ada Vivo dan Huawei
Terkini
-
Ricuh! Acara Masak Besar Bobon Santoso di Bandung Panen Copet, Jurnalis Turut Jadi Korban
-
Ada Apa dengan Pekerja KAI? SP-KAI Bongkar Isu Kesehatan dan Keadilan di Depan DPR RI
-
BNI Gandeng BUMDes Yogyakarta untuk Perkuat Ketahanan Pangan dan Pemerataan Ekonomi Desa
-
Reaksi Kocak Anak Kecil Saat Ada Dedi Mulyadi Bicara Soal Barak Militer: Aku Mau Makan
-
Dedi Mulyadi Dikritik Lemhannas: Pendidikan Militer Bukan Solusi Kenakalan Remaja