SuaraJabar.id - Pengamat Kemaritiman Saut Gurning menanggapi wacana tentang tertutupnya pintu bagi badan usaha milik negara, untuk mengajukan diri sebagai operator Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Menurutnya, BUMN mempunyai potensi besar untuk mengembangkan pelabuhan tersebut.
"Saya rasa ada yang perlu diluruskan terkait kabar tersebut, tentunya pemerintah sudah paham dan tidak mungkin mengabaikan potensi besar BUMN untuk turut berkontribusi di Pelabuhan Patimban. Terutama jaringan bisnis nasional dan internasional BUMN-BUMN yang berpotensi menjadi sumber inputan kargo sekaligus pengguna jasa. Atau menjadi sumber dan garansi jejaring kargo serta layanan bagi Pelabuhan Patimban ke depan," ujar Saut Gurning dalam keterangannya, Kamis (11/7/2019).
Akademisi ITS Surabaya ini menuturkan, bila operator pelabuhan akan dijalankan sepenuhnya oleh swasta nasional maupun asing, hal tersebut diperkirakan hanya sebatas kepemilikan pengelolaan operasional pelabuhannya.
Baca Juga:Progres Pembangunan Pelabuhan Patimban Baru 25 Persen
Namun dari sisi bisnis, sambungnya, tentunya siapa pun operatornya tidak akan membatasi pasar, baik oleh swasta ataupun BUMN.
Jaringan BUMN beserta anak usaha, afiliasi, serta mitra-mitra bisnisnya merupakan pasar yang besar dan mapan yang berada di sekitar Pelabuhan Patimban. Mereka sudah lama menjalankan operasi.
"Jadi justru dengan menjalankan bisnis yang terbuka dan melakukan kolaborasi operasional, maka garansi kargo akan menjadi faktor penting dalam pengembangan Pelabuhan Patimban ke depannya," ungkapnya.
Lebih lanjut Saut Gurning menambahkan, pelabuhan sebesar Patimban sebaiknya mengembangkan berbagai skenario model bisnis yang melakukan integrasi operasional, komersial, dan layanannya. Kepemilikan konsesi mungkin preferensi ke swasta, karena orientasi utamanya terkait kepemilikan.
Namun, dalam konteks bisnis jasa seharusnya tidak tertutup hanya untuk swasta.
Baca Juga:Kemenhub Gandeng PLN Pasok Listrik untuk Pelabuhan Patimban
"Intinya konektivitas. Patimban bisa difungsikan sebagai pelabuhan pengumpul yang mengonsolidasikan pelabuhan-pelabuhan di sekitarnya. Selain itu Patimban juga bisa dikoneksikan dengan jejaring terminal sekitarnya, misalnya berbagai terminal di Jawa Tengah atau Terminal Manyar yang menjadi pelabuhan terintegrasi kawasan industri, JIIPE.”