SuaraJabar.id - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta Pertamina memperbanyak stok oil boom untuk menangani kejadian tumpahan minyak. Sebab saat ini banyak gelembung gas dan tumpahan minyak dari sumur YYA-1 area Pertamina Hulu Energi di Blok Offshore North West Java (ONWJ).
Oil boom adalah peralatan sejenis pelampung yang digunakan untuk melokalisir atau mengurung tumpahan minyak di air agar tidak menyebar.
"Kendala memang ada beberapa yang mungkin ini jadi pelajaran kita semua. Ke depan oil boom itu mungkin kita harus punya stok lebih banyak. Kalau menangani lebih cepat dengan 'oil boom' yang lebih banyak, 'liquid' (cairan) ini mungkin tidak akan ke pinggir," Jelas Susi dalam jumpa pers bersama Pertamina di Ruang Rapat Menteri Lantai 16 Gedung Mina Bahari IV Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Kamis (1/8/2019).
Susi menyebut penanganan yang dilakukan BUMN migas itu telah terlihat cukup optimal. Meski diakui penanganan tumpahan minyak juga bergantung pada arus gelombang dan arah angin, ia mengapresiasi respon Pertamina yang berusaha semaksimal mungkin menangani peristiwa tersebut.
Baca Juga:Minyak Pertamina Tumpah, Menteri Susi Cerita Relawan Sulit Terobos Pantura
"Tapi tentu pelajarannya memang sebaiknya dengan begitu banyak 'rig' (anjungan), Pertamina harus memiliki stok 'oil boom' yang lebih banyak," imbuhnya.
Dari pantauannya menggunakan helikopter di atas kawasan pesisir dekat lokasi kejadian, ia mengemukakan penanganan tumpahan minyak berjalan dengan baik. Hanya saja di beberapa lokasi masih tampak adanya tumpahan minyak yang disinyalir belum tertangani karena tidak adanya akses jalan.
Susi mengungkapkan pembersihan minyak Pertamina yang tumpah di laut Karawang sulit dilakukan. Sebab di sepanjang jalan Pantura Karawang tidak mempunyai akses jalan.
Sehingga bala bantuan dari relawan pembersih minyak itu tidak bisa masuk. Berdasarkan kesaksian pilot pesawat yang memantau sebaran tumpahan minyak tersebut.
"Tadi pilot cerita dengan saya di pesawat, ada beberapa tempat yang masih hitam, relawan kurang karena jalan ke sana susah. Beberapa wilayah Pantura juga tidak punya akses jalan. Yang di kampung-kampung kelihatannya sudah dikerjakan dengan baik jadi sudah jauh berkurang (dampaknya). Kalau masih ada (tumpahan minyak) mungkin itu karena sebelum 'oil boom' dipasang, minyaknya sudah lolos," jelas Susi.
Baca Juga:Ganti Minyak Rem, Begini Patokan Waktu yang Tepat
Susi mengatakan pemerintah akan memastikan proses penanganan dan pemulihan lingkungan pasca tumpahan minyak akan terus berjalan. Kendati, menurut dia, prosesnya akan memakan waktu paling sedikit enam bulan.
- 1
- 2