SuaraJabar.id - Pian Tarigan, sopir bus jurusan Lebak Bulus-Kampung Rambutan, mengeluh setelah menerima tawaran kendaraannya disewa untuk mengangkut Mahasiswa Universitas Pancasila yang hendak berdemo di depan Gedung DPR, Selasa (24/9/2019).
Keluhan itu disampaikan Pian lantaran para mahasiswa lebih banyak memilih duduk di atas atas bus yang dikendarainya.
"Sudah lebihi kapasitas para mahasiswa naik ke atas. Kalau dilihat jumlahnya satu mobil 75 orang di dalam dan atas," kata Pian Tarigan kepada Suara.com di kampus UP.
Menurutnya, jika dipaksa berjalan dengan mengangkut jumlah massa yang banyak, bus akan mogok dan atap bus akan jebol. Tentunya, kata dia, hal itu akan merugikan dirinya.
Baca Juga:Demo Mahasiswa di Makassar Rusuh, Polisi Tembak Gas Air Mata, Asap Mengepul
"Kita disewa per mobil bus Rp 800 ribu, itu kita sudah menunggu dari pagi dan sampai malam kemugkinan di DPR," kata dia.
Menurut dia, satu mobil bus untuk kapasitas 40 orang. Itu pun kata dia, harus ada yang berdiri tidak naik ke atas bus.
"Minimal 5 orang di atas. Awal perjanjian tidak ada yang naik ke atas, mobil kita kuatnya penumpang 40 orang," ucapnya.
Lantaran tak bisa menampung jumla pendemo, para mahasiswa juga menyetop mobil truk di depan kampusnya. Mereka beralasan menyetop kendaraan itu agar bisa mengompreng ke kawasan DPR RI.
"Kita terpaksa ngompreng truk, karena tidak menampung bus yang kami sewa. Kita izin terlebih dahulu sama supir truk yang kita naiki," kata salah satu mahasiswa UP yang ikut berdemo.
Baca Juga:Gedung DPR Sepi Penghuni di Tengah Kepungan Demo Mahasiswa
"Jadi kami tidak ingin merugikan sopir truk. Kami melakukan aksi untuk menolak sejumlah Rancangan Undang-undang (RUU) di DPR RI."
Kontributor : Supriyadi