Sejarahwan Klarifikasi Dugaan Pernah Ada Pembantaian di Stasiun Bekasi

Ada situs kuno ditemukan.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 12 Agustus 2020 | 13:18 WIB
Sejarahwan Klarifikasi Dugaan Pernah Ada Pembantaian di Stasiun Bekasi
Jendela bersejarah dan kuno ditemukan di bawah proyek Stasiun Bekasi. (dok humas)

"Kalau darat pakai kereta api dari Bekasi ke Tanjung Priok.Transportasi sungai bisa dari Bekasi-Cilincing-Tanjung Priok," sambung Ali.

Hubungan dengan pembantaian sekutu Jepang letaknya 300 meter dari Stasiun Bekasi. Kini lokasi itu telah terbangun tugu persis di tepi Kali Bekasi.

Ceritanya itu pada tahun 1945, bermula ketika 90 sekutu Jepang akan dipulangkan ke negara asalnya dari Jatinegara.

Info kepulangan puluhan sekutu itu kemudian disampaikan oleh Zakaria Burhanudin, Komandan Badan Keamanan Rakyat Bekasi kepada kepala stasiun.

Baca Juga:Lorong Tua di Bawah Stasiun Bekasi Diduga Tempat Tentara Jepang Membantai

"Jadi di kontak kepala stasiun, saya juga sampai sekarang belum tahu itu namanya (kepala stasiun) bahwa ada 90 tentara Jepang yang sudah dalam perjalanan, katanya ya terserah mau diapain gitu," ujar Ali.

Setelah melintasi Stasiun rel kereta yang ditumpangi oleh puluhan sekutu itu dibelokan ke kanan atau rel buntu yang langsung menepi di Kali Bekasi.

Secara otomatis, kereta itu berhenti dan ratusan rakyat Bekasi ada di sana.

"Terjadi negosiasi, namun ternyata ada yang tak sependapat dan tidak sesuai dengan permintaan Rakyat Bekasi. Baru terjadi pembantai disana, mayat-mayatnya itu dibuang ke Kali Bekasi, jadi ada hubungan dengan penemuan Cagar Budaya dengan pembantaian tentara Jepang tidak ada, tidak ada tentara Jepang yang dibuang di lorong itu, semua dibuang ke Kali Bekasi," jelas Ali.

Atas hal demikian pula, Ali sudah meminta kepada Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi untuk menyurati Dirjen Perkeretaapian pada Kementerian Perhubungan.

Baca Juga:Bangunan Kuno Bata Merah Terpendeam 4 Meter di Bawah Tanah Stasiun Bekasi

Surat ditujukan untuk menelisik fakta sejarah dengan penemuan cagar budaya akhir pekan kemarin.

"Jadi ada dua surat, satu ke Kemenhub dan satu ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) yang ada di Serang, Banten. Nah ini kami masih menunggu surat balasan dari Kemenhub. Saya berharap ada tindak lanjut karena Kemenhub dalam proyek DDT itu juga bekerjasama dengan BPCB," tutup Ali.

Kontributor : Mochamad Yacub Ardiansyah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini