Susu Formula Tak Ideal Jadi Bantuan Korban Banjir, Ini Alasan Kemenkes

Kemenkes menyebut susu formula bukanlah bantuan ideal untuk para korban yang terdampak banjir. Apa alasannya?

M. Reza Sulaiman | Dini Afrianti Efendi
Kamis, 13 Agustus 2020 | 18:19 WIB
Susu Formula Tak Ideal Jadi Bantuan Korban Banjir, Ini Alasan Kemenkes
Ilustrasi susu formula. (Shutterstock)

SuaraJabar.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut susu formula bukanlah bantuan ideal untuk diberikan kepada korban banjir.

Menurut Kemenkes, kurangnya sarana air bersih menjadi alasan mengapa susu formula sebaiknya dihindari sebagai bagian dari bantuan korban banjir.

Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementrian Kesehatan Kirana Pritasari mengatakan, donasi susu formula saat situasi bencana tanpa memikirkan fasilitas dan lokasi sebaiknya ditolak oleh tenaga kesehatan atau petugas di lapangan.

"Yang bisa mengatur diterima atau di tolak donasi tersebut adalah teman-teman di lapangan. Kalaupun harus diterima berarti harus disiapkan dulu, edukasinya kadang di situasi bencana, kita mungkin membutuhkan," ujar Kirana dalam diskusi Invest ASI Indonesia beberapa waktu lalu.

Baca Juga:Baru Hujan 3 Jam, Kota Bekasi Banjir

Masalahnya tidak semua lokasi bencana siap untuk menerima susu formula, dibutuhkan air bersih, kebersihan lingkungan, hingga fasilitas memasak yang memadai.

Itulah mengapa tidak hanya tenaga kesehatan, masyarakat juga harus diedukasi dan tidak serta merta menerima donasi.

"Kesiapan untuk menerima donasi susu formula itu harus disiapkan betul. Tidak boleh hanya diserahkan tanpa edukasi. Jadi harus diberi edukasi, lagi-lagi tetap yang utama pasti tentang ASI," terang Kirana.

ASI sendiri adalah makanan yang dinilai paling alami, higienis, bernutrisi, tidak menghasilkan sampah, meninggalkan bekas kemasan dan sebagainya.

Jadi itulah mengapa di situasi bencana sekalipun ASI jadi makanan bayi yang terbaik.

Baca Juga:Pintu Air Pasar Ikan Siaga II, 9 Kecamatan di Jakut Terancam Banjir Rob

Seolah mengamini Nutrition Specialist UNICEF Sri Sukotjo membeberkan fakta, di mana hasil penelitian pada 2006 lalu saat gempa di Jogja bersama Universitas Gajah Mada (UGM) terhadap 800 ibu balita, mengaku adanya peningkatan angka diare di keluarga yang menerima donasi susu formula.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini