Ridwan Kamil Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac Selasa 25 Agustus

Ridwan Kamil mengungkapkan jika uji coba vaksin berhasil pada Desember.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 21 Agustus 2020 | 17:10 WIB
Ridwan Kamil Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac Selasa 25 Agustus
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). [ANTARA FOTO/M Agung Rajasa]

Ia menilai Bio Farma adalah BUMN produsen vaksin yang saat ini berkembang menjadi perusahaan life science yang telah berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa, baik di Indonesia maupun mancanegara.

Berkaitan dengan vaksin COVID-19, saat ini Bio Farma menyatakan mampu memproduksi 100 juta dosis dalam 1 tahun.

Pada bulan Desember 2020, ada penambahan gedung produksi untuk vaksin COVID-19 yang mampu memproduksi 150 juta dosis dalam 1 tahun.

Dengan demikian, Bio Farma akan memproduksi 250 juta dosis vaksin COVID-19.

Baca Juga:Produksi Vaksin COVID-19, Kantor Bio Farma di Bandung Jadi Objek Strategis

40 juta vaksin

Perusahaan farmasi China, Sinovac Biotech Ltd akan memasuk 40 juta vaksin COVID-19 khusus untuk Indonesia sampai Maret 2021.

Hal itu disepakati dalam nota kesepahaman antara Sinovac Biotech dan perusahaan farmasi Indonesia PT Bio Farma (Persero), di Kota Sanya, Hainan, China, Kamis (20/8/2020).

Dalam MoU itu berisi tentang prioritas distribusi vaksin COVID-19 untuk Indonesia sampai akhir 2021.

"Yang ditandatangani oleh Sinovac dan Bio Farma adalah MoU untuk komitmen Kapasitas Bulk Vaccine 2021 - di mana Sinovac akan memberikan prioritas kepada BioFarma untuk supply bulk vaksin setelah Maret 2021 hingga akhir tahun 2021," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat jumpa pers virtual dari Kota Sanya usai menghadiri pertemuan bilateral dengan pemerintah China.

Baca Juga:Sudah Tidak Sabar, Hotman Paris Desak Pengusaha Impor Vaksin dari Wuhan

Di samping MoU untuk kapasitas vaksin 2021, pihak Sinovac dan Bio Farma juga menandatangani perjanjian awal pembelian dan distribusi vaksin COVID-19.

Lewat perjanjian itu, Sinovac menyetujui produksi vaksin COVID-19 sampai 40 juta dosis mulai November 2020 sampai Maret 2021.

"Ini adalah kerja sama yang cukup panjang antara Bio Farma dan Sinovac," ucap Menlu Retno.

Namun, Retno belum menyebutkan lebih lanjut harga penjualan vaksin yang telah disepakati antara Sinovac dan Bio Farma dalam jumpa pers yang digelar pada Kamis malam.

Walaupun demikian, usai menghadiri pertemuan bilateral dengan rekannya dari China, Retno menyampaikan dua negara berkomitmen meningkatkan kerja sama di bidang vaksin, yang salah satu prinsipnya memastikan harga vaksin terjangkau.

"Dalam pertemuan tadi, Indonesia menyampaikan mengenai pentingnya jumlah vaksin yang memadai, tepat waktu, aman, dan dengan harga terjangkau," ujar Retno.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini