Pasca Bentrok, Polisi Serang Kampus Unisba dan Unpas Tamansari Bandung

Mereka mengejar mahasiswa dan melepaskan tembakan peluru karet. Ia mengaku terkena dua kali tembakan di bahu kanan.

Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 08 Oktober 2020 | 11:29 WIB
Pasca Bentrok, Polisi Serang Kampus Unisba dan Unpas Tamansari Bandung
Beberapa Selongsong yang ditemukan di area kampus Unisba, Tamansari, Kota bandung. [Suarajabar.id/Emi La Palau]

SuaraJabar.id - Aksi mahasiswa menolak Ominus Law dan UU Cipta Kerja di Bandung berakhir bentrok. Pihak aparat kepolisian mencoba memukul mundur ribuan massa aksi mulai pukul 17.05 WIB.

Tercatat ada 138 massa aksi terluka dari ringan hingga berat, akibat terkena gas air mata, peluru karet dan terkena serangan pihak aparat kepolisian. 

Massa aksi yang menjadi korban dilarikan ke kampus Universitas Pasundan (Unpas) Tamansari Bandung untuk mendapat pertolongan pertama, sebagain mahasiswa lainnya masuk ke area kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) untuk berdiam diri. Sampai dengan pukul 20.30 WIB kondisi mulai kondusif. Mahasiswa mulai beranjak pulang.

Namun kondisi kembali memanas, sekira pukul 21.20 WIB polisi masih mengejar dan menyerang mahasiswa dengan menembakkan gas air mata dan beberapa kali tembakan di area kampus Unisba dan Unpas tang terletak di Jalan Tamansari, Kota Bandung.

Baca Juga:Buruh Penolak UU Cipta Kerja Demo, Kantor Wali Kota Batam Ditutup

Penampakan kaca pos satpam Unisba yang kena tembakan polisi (diduga menggunakan peluru karet). [Suarajabar.idEmi La Palau]
Penampakan kaca pos satpam Unisba yang kena tembakan polisi (diduga menggunakan peluru karet). [Suarajabar.idEmi La Palau]

Penembakkan bermula saat mahasiswa mulai membubarkan diri dan hendak kembali ke rumah masing-masing.

Seorang mahasiswa Fikom Unisba yang juga korban penembakan, Fikri Nur jannah mengungkapkan, saat itu ia hendak pulang karena merasa kondisi telah kondusif. Namun beberapa polisi tiba-tiba muncul dari arah Taman Radio menuju ke Tamansari bawah.

Mereka mengejar mahasiswa dan melepaskan tembakan peluru karet. Ia mengaku terkena dua kali tembakan di bahu kanan.

“Jadi tadi jam 21.00 WIB sudah clear area (Unisba) sampe di Toga (segitiga Tamansari Unisba), tiba-tiba ada motor polisi, aku kena di belakang ditembak dua kali kena bahu kanan,” ungkapnya kepada Suarajabar.id ditemui di Kampus Unisba, Rabu (7/10/2020) malam.

“Kena di bahu kanan, kena peluru dua kali panas rasanya, naik motor polisinya tapi yang ikutin satu motor. Cuman di belakang banyak motor,” imbuhnya.

Baca Juga:Analis: Saya Pikir, There Is No Way Jokowi akan Batalkan UU Ciptaker

Polisi melakukan pengejaran hingga ke gang warga. Ia juga mendengar polisi meneriakkan kata-kata kasar.

“Aku masuk rumah warga, polisi juga ikut ngejar sampai masuk di dalam gang, sempat dengar juga mereka melontarkan kata-kata kasar,” ungkapnya.

Selain itu, polisi juga melakukan penembakkan ke dalam kampus, diduga mengenakan peluru karet dan gas air mata hingga merusak kaca pos satpam Unisba.

Seorang saksi mata, Satpam Unisba Hen Hen mengungkapkan bahwa polisi melakukan penyerangan. Satu kali penembakan ke arah kampus, imbasnya kaca pos satpam pecah. Dan melemparkan bom smoke di depan gerbang kampus.

“Penembakan ke jendela belum tahu menggunakan peluru apa, kalau bom smoke pasti ada asap, kalo gas air mata juga pasti, tadi pas letusan pecah tidak ada asap,” ungkapnya.

Polisi melakukan penembakan ketika mahasiswa hendak bergegas pulang, dan situasi saat itu tengan kondusif. Polisi diketahui sempat berdiam sejenak di depan kampus

“Pada saat mau pada pulang, lalu tiba-tiba ada tembakan,” ungkapnya.

“Korban yang kena gak ada. Cuman yang kena gas air mata aja di jalan,” tambahnya.

Tidak hanya di kampus Unisba, polisi nampaknya masih beraksi hingga ke Unpas Tamansari. Menurut saksi mata, diketahui empat orang polisi menggunakan dua motor berseragam lengkap dan membawa senjata melakukan pengejaran dan penembakan kepada mahasiswa Unpas.

Jek misalnya, ia mengaku merasakan perih di mata saat terkena gas air mata. Jek merupakan seorang penjual nasi goreng yang berada tepat di samping portal gerbang kampus Unpas. ketika itu ia sedang menggoreng nasi. Lalu tiba-tiba dari arah Unisba, empat orang polisi berhenti dan melakukan tembakkan.

“Polisi ada 4 orang, dari atas turun ke bawah, berhenti depan Unpas, tembak mengarah ke kampus,” katanya kepada Suarajabar.id.

“Perih mata saya, tadi lagi menggoreng, mereka pakai motor,” imbuhnya.

Saksi lainnya, pedagang warung di samping Unpas, Amin mengatakan bahwa polisi mengejar sampai di depan portal gerbang Unpas. Lalu melakukan tembakan sekali ke kampus.

“mahasiswa sudah pada diem di warung pada beli kopi, tiba-tiba polisi datang dari arah atas (Unisba) mengejar mahasiswa, berenti di depan portal Unpas, lalu Polisi tembak ke dalem (kampus) satu kali,” katanya.

“Dua motor sambil teriak anj*ng keluar, keluar anj*ng, bubar anj*ng. Padahal saat mahasiswa sudah kondusif semuanya. Di sini ada pada ngopi, di depan pada ngopi pada diem. Cuman di sini nembak, tadi ada satu orang ibu pingsan, karena gas air mata yang ditembak dari atas. Kurang ajar benar (polisi), mahasiswa sudah pada bubar mau pulang,” imbuhnya.

Febry salah seorang mahasiswa Unpas yang juga saksi mata mengatakan sekira pukul 21.34 WIB polisi masih menembak.

“Jadi ketika 21.20 WIB kita nonkrong di warung semua sudah kondusif, tiba-tiba datang dari arah belakang (arah Unisba) mengeluarkan pentungan, pake seregam lengkap, ditembakin ke area kampus,” ungkapnya.

“Tadi dua motor, sambil lewat, kena dampak warga, sekitar dua kali tembakkan diluncurkan,” tambahnya.

Sementara itu, ditemukan beberapa selongsong hasil tembakan polisi yang ditemukan mahasiswa masih di area Tamansari.

Kontributor : Emi La Palau

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak