SuaraJabar.id - Pertengahan November 2019, Ki Seno Nugroho tampil di Bekasi, Jawa Barat. Dengan apik, ia membawakan cerita pewayangan menggunakan Bahasa Jawa.
Padahal, banyak penonton yang hadir saat itu bukan pengguna Bahasa Jawa. Mereka juga biasanya menonton pagelaran wayang golek khas Jawa Barat, bukan wayang kulit.
Namun, kepiawaian Ki Seno Nugroho mampu merebut hati orang Jawa Barat yang hadir saat itu.
Kini, momen yang cukup langka itu tidak mungkin terjadi lagi. Ki Seno Nugroho,menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa (3/11/2020) malam.
Baca Juga:Viral Video Detik-Detik Meninggal Dalang Ki Seno, Ternyata Ini Faktanya!
Manajer Ki Seno, Gunawan Widagdo, menjelaskan bahwa sebelumnya Ki Seno sempat melakukan olahraga dengan bersepeda pada Selasa sore sekitar pukul 16.00 WIB.
Saat itu Ki Seno mulai merasakan lelah hingga nyeri di dada.
"Saat itu Ki Seno berdua sedang berolahraga bersepeda, terus mengeluh nyeri," ujar Gunawan saat ditemui awak media di rumah duka, Ndalem Dusun Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul, dilansir Suarajogja.id, Rabu (4/11/2020).
Dari keluhan itu, teman Ki Seno langsung menghubungi keluarga untuk meminta dijemput karena hingga Magrib sakit itu masih dirasakannya.
Tidak lama setelah itu, pihak keluarga menjemput dan sempat membawa Ki Seno terlebih dahulu ke rumahnya.
Baca Juga:Guyonan Ki Seno Nugroho dengan Bule Prancis dan Jepang, Penonton Ngakak
Gunawan menuturkan, akibat kondisi yang belum juga membaik, akhirnya Ki Seno dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Gamping.
Sempat ditangani di UGD, tetapi ketika belum membaik juga, Ki Seno langsung dipindahkan ke ICCU.
"Tapi kata dokter saat itu, penyumbatan darah sudah sampai 100 persen, artinya sudah fatal. Beliau juga sempah muntah-muntah hingga akhirnya meninggal dunia," ucapnya.
Gunawan menyebutkan, pada November Ki Seno mempunyai 18 jadwal pewayangan. Dari 18 itu, hanya dua saja yang baru bisa dilaksanakan.
"Baru tampil dua, harusnya malem ini ada di sini [rumah Ki Seno] secara daring," katanya.
Dikatakan Gunawan, baru pada 2019 Ki Seno mempunyai admin sendiri untuk mengatur jadwal pementasan wayang tersebut. Sebelumnya Ki Seno mengurus semuanya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Sementara it,u salah satu sinden yang hadir di rumah duka, Tatin Lestari Handayani, mengaku kaget mendengar kabar duka ini.
Menurutnya, Ki Seno sudah sangat berjasa dalam mengangkat kariernya sebagai sinden. Tatin sendiri sudah ikut Ki Seno sejak 2009 atau kira-kira sudah 11 tahun.
"Saya bisa seperti ini karena baliau. Saya sangat berterima kasih pada beliau telah menjadikan saya seperti ini," kata Tatin dengan suara bergetar dan menyeka air mata.